SANCAnews.id – Utang Indonesia selama 2022 bak seperti roket yang
terus merangkak naik ke atas. Bahkan setiap tahunnya, utang Indonesia selalu
bertambah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati memaparkan, selama 2022 pemerintah utang RI bertambah Rp 688,5
triliun. Bukan tanpa sebab, tambahnya utang RI ini untuk menutupi defisit
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN.
Meski demikian, Mantan Direktur
Pelaksana Bank Dunia itu mengklaim angka pertumbuhan utang itu turun
dibandingkan perkiraan awal yang
diproyeksi bertambah Rp 900 triliun.
"Perpres (98 Tahun 2022)
disebutkan Rp 943 triliun dan realisasinya di Rp 688,5 triliun atau 73%, turun
20,9% dibandingkan tahun lalu di mana pembiayaan utang mencapai Rp 870
triliun," ujarnya dalam konferensi pers, yang ditulis Rabu (4/1/2023).
Secara rinci, pertambahan utang
itu terdiri atas penerbitan Surat
Berharga Negara atau SBN dan penarikan pinjaman.
Berdasarkan data Kementerian
Keuangan, selama tahun 2022 pemerintah telah menerbitkan SBN sebesar Rp 658,8
triliun. Sedangkan, penarikan pinjaman selama tahun 2022 sebesar Rp 29,7
triliun.
Sementara, pemerintah juga
dibantu oleh Bank Indonesia atau BI untuk mendapatkan utang-utang tersebut
melalui skema berbagi beban. Selama 2022, BI telah membeli SBN pemerintah
sebanyak Rp 273,11 triliun.
Pembelian SBN itu dilakukan
dengan dua tahap, pertama dalam rangka SKB I sebesar Rp 49,11 triliun, dan
kedua SKB II sebesar Rp 224 triliun.
"Tahun kemarin merupakan
tahun terakhir di mana a pemerintah bersama BI sepakat untuk menangani pandemi
melalui kerja sama bersama SKB I, II, III," pungkas Sri Mulyani. (suara)