SANCAnews.id – Ketua Umum Partai Ummat, Ridho Rahmadi menyebutkan
bahwa hari ini nilai-nilai reformasi yang diperjuangkan sudah mulai tergerus.
Padahal, ia menyebut, pada tahun 1998 perjuangan reformasi dilakukan dengan
susah payah.
"Kalau kita lihat hari ini,
bagaimana Reformasi yang telah susah payah dibangun 25 tahun yang lalu,
mengalami tidak hanya stagnasi namun juga regresi, grafiknya turun dan terus
menurun," tuturnya di Jakarta Timur pada Minggu (01/01/2022).
Ridho menganggap bahwa di
berbagai sendi kehidupan seperti ekonomi, politik, penegakkan hukum,
pendidikan, kesehatan, termasuk kebebasan berbicara dan berekspresi, dan lain
sebagainya semakin jauh panggang dari pada api.
"Bahkan kita lihat telah
terjadi katastrofi ekologi dan katastrofi resources, di negeri ini. Artinya
telah terjadi kehancuran ekologi dan kehancuran sumber daya alam kita, yang
semakin mengerikan. Kita tidak boleh diam saja, dan membiarkan semua ini
terjadi," ucapnya.
"Mari kita ajak segenap anak
bangsa lainnya, untuk bersama berjuang, melawan kezaliman dan menegakkan
keadilan multidimensional di republik ini. Dan dengan demikian, Reformasi Jilid
II adalah agenda mendesak bangsa Indonesia," sambungnya.
Ia lantas mengutip Thomas Power,
seorang profesor dari Australia, yang mengatakan bahwa Reformasi 98 adalah
sebuah prestasi besar karena telah berhasil membawa perubahan di Indonesia.
Prestasi prestasi tersebut di
antaranya adalah the withdrawal the armed forces from politics (penarikan
angkatan bersenjata dari politik), the liberalisation of the party system
(sistem kepartaian yang tidak lagi dibatasi jumlahnya).
"Lalu free and competitive elections (Pemilu yang
Luber Jurdil dan dilaksanakan setiap 5 tahun sekali), proliferation of
independent media (bertumbuhnya dengan cepat media-media yang independen) dan
legal and judicial reform (reformasi hukum dan peradilan)," pungkasnya.
(populis)