SANCAnews.id – Pernyataan "ngawur dan bodoh" yang
disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko
Polhukam) Mahfud MD terhadap ekonom senior Rizal Ramli dianggap tidak elok.
Mahfud MD pun disarankan untuk pindah profesi sebagai pengamat.
"Kalau kita bicara berwacana
di ruang publik, berargumentasi di ruang publik, tidak boleh kita memposisikan
orang lain itu pada posisi yang marjinal. Misalnya, disebut ngawur dan bodoh.
Tidak boleh itu," ujar Komunikolog Indonesia, Emrus Sihombing kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (6/1).
Emrus menilai, yang seharusnya
diperdebatkan oleh Mahfud MD adalah pernyataannya Rizal Ramli dengan menyajikan
data, fakta, dan argumentasi. Sehingga, tidak langsung menyimpulkan bahwa Rizal
Ramli bodoh dan ngawur.
"Kalau nggak pindah saja dia
jadi teman saya jadi pengamat itu Mahfud MD. Walaupun pengamat kurang elok
juga, tapi masih bisa diterima. Ini kan pejabat publik. Jadi saran saya kepada
Mahfud MD pindah saja dia profesi menjadi pengamat lah," kata Emrus.
Apalagi, Mahfud MD merupakan
pejabat publik. Seharusnya, menyampaikan pernyataan di ruang publik dengan
bahasa yang mendidik masyarakat. Dengan demikian, terjadi pendidikan keelokan
komunikasi di ruang publik.
"Saya mohon kepada saudara
Menteri Mahfud MD, tidak ada salahnya itu ditarik kembali lah. Karena dua tokoh
ini kan orang educate. Jadi mereka ini orang-orang hebat, janganlah orang-orang
hebat ini saling memposisikan satu dengan yang lain seolah-olah
subkoordinat," pungkas Emrus. **