SANCAnews.id – Julukan Firaun terhadap Joko Widodo oleh Muhammad
Ainun Nadjib atau biasa dikenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun dianggap wajar
lantaran ciri-ciri Firaun dan para pengikut, serta para penopangnya terdapat
pada rezim saat ini.
Direktur Gerakan Perubahan,
Muslim Arbi mengatakan, di antara ciri-ciri Fir'aun menurut Al Quran adalah
penguasa yang sombong dan congkak, melampaui batas, meremehkan rakyat, memecah
dan mengadu domba rakyat.
"Firaun juga ditopang oleh
pejabatnya yang congkak dan gemar menakuti rakyat (Haman). Ditopang para Qorun.
Orang-orang yang gemar menumpuk harta dan kaum Balam," ujar Muslim kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (18/1).
Selain itu, kata Muslim,
kekuasaan dan kekuatan Firaunis berusaha semaksimal mungkin untuk tetap
langgeng, dan gemar menindas rakyat dengan kebijakan dan keputusannya. Seperti
membiarkan naiknya harga-harga bahan pokok dan BBM, melahirkan UU yang menindas
seperti Omnibuslaw atau Ciptaker, melahirkan KUHAP yang mau membungkam rakyat
yang kritis.
"Kalau Cak Nun identikkan
dengan Jokowi, Luhut, dan 10 naga itu di mana salahnya? Wong tindakan mereka
seperti yang disebutkan Al Quran itu. Lalu dibilangin seperti Firaun dan
balatentaranya apa salah?" kata Muslim.
Kritikan dari Cak Nun, kata
Muslim, menggantikan peran dari akademisi yang tidak berani mengkritik Jokowi
karena takut dicopot jabatannya. Bahkan, juga tidak berani kritik Luhur Binsar
Pandjaitan meski Luhut menumpuk sejumlah jabatan.
"Dari ciri-ciri Firaun itu
wajar kalau Cak Nun menjuluki Jokowi dan para pengikut dan para penopang
kekuasaannya seperti Firaun," pungkas Muslim. (*)