SANCAnews.id – Anggota DPR RI fraksi PKB, Luqman Hakim, menilai,
bahwa pernyataan Muhammad Ainun Nadjib atau yang akrab disapa Cak Nun yang
terkait ceramah di Kajian Maiyah, blak-blakan menyebut Jokowi seperti Firaun
tak perlu dipersoalkan lebih jauh atau sampai dipolisikan.
"Saran saya, kepada
pihak-pihak yang berencana melaporkan Cak Nun ke Polisi, diurungkan saja,"
kata Luqman kepada wartawan, Selasa (17/1/2023).
Ia mengatakan, Cak Nun dengan
segala kritik-kritiknya tak perlu disikapi secara berlebihan. Justru hal
tersebut dianggap sebagai bagian dari membangun bangsa.
"Kehadiran Cak Nun dengan
kritik-kritiknya yang tajam adalah kekayaan bagi proses bangsa ini membangun
kematangan," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan,
jika ada pihak yang berencana mempolisikan Cak Nun karena pernyataannya,
dianggap tidak memahami esensi.
"Menurut saya, mempolisikan
Cak Nun berarti tidak memahami esensi kebudayaan sebagai jalan memperbaiki
peradaban," pungkasnya.
Ceramah Cak Nun
Sebelumnya, kekinian, Muhammad
Ainun Nadjib atau yang akrab disapa Cak Nun sedang menjadi sorotan publik. Hal
ini karena ceramahnya yang dianggap menghina Presiden Joko Widodo.
Pada saat memberikan ceramah di
Kajian Maiyah, Cak Nun blak-blakan menyebut Jokowi seperti Firaun. Budayawan
ini juga membandingkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
(Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bak Haman.
Bukan hanya menyinggung Jokowi
dan Luhut, Cak Nun juga mengungkapkan jika Indonesia juga telah dikuasi oleh
Qorun, yakni pengusaha Anthony Salim.
"Karena Indonesia dikuasai
oleh Firaun yang namanya Jokowi. Qorun yang namanya Anthony Salim dan 10 Naga.
Terus Haman yang namanya Luhut," ucap Cak Nun seperti dikutip melalui
unggahan akun Twitter @GunRomli pada Senin (16/1/2023).
Dalam ceramahnya, Cak Nun juga
menerangkan jika seluruh sistem di pemerintahan telah diambil alih oleh Jokowi
dan Luhut.
"Negara kita sesempurna
dicekel [dipegang] oleh Firaun, Haman, dan Qorun. Itu seluruh sistemnya,
seluruh perangkatnya, semua alat-alat politiknya sudah dipegang mereka semua.
Dari uangnya, sistemnya, sampai otoritasnya, sampai apapun," ujar Cak Nun.
(suara)