SANCAnews.id – Sejak kemenangannya di Pilkada DKI 2017 lalu, nama
Anies Baswedan memang kerap dikaitkan sebagai sosok yang intoleran hingga
bahkan disebut radikal oleh sebagian orang.
Serangan-serangan seperti itu
bahkan makin masif kembali sejak Mantan Rektor Universitas Paramadina itu
diusung oleh Partai NasDem sebagai bakal calon presiden (capres) untuk
Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Di tengah stigma yang
disandangkan ke Anies Baswedan itu, seorang tokoh publik di Papua membeberkan
hal yang sebaliknya.
Dikutip dari channel YouTube
Dapur Ngeh, seorang pemuda bernama Billy David Nerotumilane mengungkapkan bahwa
sosok Anies Baswedan bukanlah seperti yang dicitrakan di media selama ini.
Putra pendeta Robert yang sempat
menjadi bagian dari tim Anies Baswedan sebagai personal asisten itu menyebut
bahwa Anies Baswedan punya jasa yang besar terutama bagi warga Sentani, Papua,
di mana salah satu buktinya yakni bangunan gereja yang saat ini berdiri di
kawasan Sentani, Papua.
Gereja yang bernama Rumah Doa
Alfa Omega bisa dibangun di antaranya berkat campur tangan Anies Baswedan.
Insinyur dari Universitas
Brawijaya Malang ini berkisah bahwa pada 2019 lalu Sentani dilanda bencana
banjir.
Saat itu ia kemudian menggalang
crowdfunding untuk membangun rumah darurat sekaligus rumah ibadah untuk
berlindung warga sekitar.
Upayanya kemudian disambut oleh Anies
Baswedan, yang menggerakkan timnya untuk mengabarkan informasi terkait
penggalangan bantuan untuk bencana di Sentani.
"Gereja ini berdiri 2019 dan
itu ada jasa Pak Anies, karena H+1 setelah bencana beliau bikin posting di
Instagram tentang crowdfunding yang saya galang setelah itu aliran dana itu
mengalir cepet banget sampai terkumpul Rp300 juta. Selain untuk bangun gereja
ini, sisanya uangnya bisa buat bantu warga sekitar yang kena musibah,"
terangnya seperti dikutip Senin (12/12/2022).
Berkat peran Anies Baswedan,
bangunan gereja itu mampu menaungi dan menyelamatkan sejumlah warga yang
terdampak bencana.
Menyambung isu intoleran yang
menghampiri Anies, Billy pun mengaku heran, apalagi Mantan Mendikbud itu
bersahabat dengan semua kalangan dan golongan.
"Kok bisa dicap intoleran ya
Anies. Saya saksi hidup sama beliau saya ikut beliau sejak 2013 sebagai
personal assisten. Sampai saat ini itu saya tak melihat seperti yang dicitrakan
oleh media. Bahkan saya menikah di tahun 2015 dia jadi saksinya saat jabat
sebagai menteri," ungkapnya.
"Dan pernah juga di Paskah
kita undang beliau makan siang di rumah itu beliau datang. Dan dia tak pernah
absen ucap Paskah kepada kami," tambahnya. (kontenjatim)