SANCAnews.id – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono
kembali menjadi sorotan publik karena dianggap telah mengutak-atik program
peninggalan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Selain perubahan program,
diketahui, sejak dilantik pada 17 Oktober lalu, Heru sudah mencopot Dirut MRT
Jakarta, Komisaris PT LRT Jakarta, Dirut PT Jakarta Propertindo (Jakpro),
hingga Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Marullah Mattali.
Teranyar, Heru mengganti tagline
Jakarta yang ada di era Anies Baswedan, yakni "Jakarta Kota
Kolaborasi" menjadi "Sukses Jakarta Untuk Indonesia". Di jagat
maya, netizen terbelah menyikapi aksi Heru. Ada yang membela, ada juga yang
protes.
Pakar Hukum tata negara, Refly
Harun pun turut berkomentar soal Heru Budi Hartono yang dianggapnya sebagai
politisi yang tak mengerti sopan-santun.
“Saya anggap nggak sopan ya,
tidak dipilih tapi karya Anies semua mau dimusnahkan. Pejabat yang dipilih itu
kan adalah Anies Baswedan dan dia sudah meninggalkan karya dan karyanya itu ya
harusnya paling tidak dihargai lah ya jangan kemudian dirombak semua” kata
Refly melansir dari youtube channelnya, Selasa (13/12/22).
“Dalam jangka waktu 2 bulan
kurang dia sudah obrak-abrik semua peninggalan Anies,” tambah dia.
Menurut Refly, ini bukan soal
siapa kubu yang pro atau kontra dengan Anies. Namun, Heru menurut dia telah
melukai mandat demokrasi.
“Nah harusnya cara atau paradigma
berpikir ini itu dituangkan dalam aturan seorang pejabat kepala daerah yang
tidak dipilih harusnya hanya menjaga ya kan tidak merombak,” kata dia.
“Jadi kalau misalnya ada program
lama yang kira-kira perlu diperbaiki dia perbaiki poles tapi dia tidak
membangun yang baru. Kalau dia membangun yang baru ya saya bisa membayangkan
misalnya ya kan yang ada nanti orang yang berbeda dengan HeruBudi pasti akan
balik lagi,” kelasnya.
“Apa yang sudah dilakukan Hero
Budi karena dia bukanlah elected official bukanlah Kepala Daerah yang dipilih
itu persoalannya. Jadi karena dia bukan Kepala Daerah yang dipilih maka
barangkali dia tidak akan bisa melanjutnya,” ungkapnya.
Menurut Refly, meskipun Heru
menjabat selama dua setengah tahun, namun heru tidak terpilih oleh tangan
masyarakat tapi karena ditunjuk pemerintah pusat.
“Dia itu diberikan giveaway,
meskipun menjabat selama dua setengah
tahun, ya kan nggak sopan namanya. Soalnya dia dipilih tidak ada pemilihan sama
sekali, tapi tiba-tiba diberikan mandat dan rombak sana-sini,” jelas refly.
(wartaekonomi)