SANCAnews.id – Calon presiden (capres)
dari Partai NasDem Anies Baswedan kembali menuai sorotan usai dikabarkan
ditolak kedatangannya di Solo, Jawa Tengah pada Minggu (25/12/2022).
Diketahui,
massa yang mengatasnamakan Masyarakat Kota Solo (MKS) tersebut menggelar unjuk
rasa saat Anies Baswedan mengunjungi daerah tersebut.
Menanggapi
penolakan massa tersebut, Ketua Relawan Perubahan Kamaludin Enuh buka suara. Kamaludin
menilai aksi unjuk rasa menolak kedatangan mantan gubernur DKI Jakarta di Solo
sebagai hal biasa dalam demokrasi.
Selain di Solo,
ia mengaku, penolakan serupa terhadap Anies Baswedan juga terjadi di sejumlah
daerah.
“Memang begini
hidup di iklim demokrasi. Hak setiap orang berpolitik dan pasti kami hargai.
Kita tidak bisa memaksakan orang untuk suka, apalagi memaksakan untuk mendukung
Mas Anies di Pilpres 2024,” jelas Kamaludin dikutip dari
Wartaekonomi.co.id--jaringan Suara.com, Senin (26/12/2022).
Lebih lanjut, ia
menegaskan bahwa Relawan Perubahan mempersilakan masyarakat Indonesia untuk
menilai aksi penolakan ketika Anies menghadiri resepsi pernikahan putri pertama
dosen di FEB Universitas Sebelas Maret (UNS).
“Yang jelas, di
Republik Indonesia ini ada kebebasan berkumpul dan berserikat. Rekan-rekan
Bawaslu juga sudah menyatakan tidak ada pelanggaran dalam kegiatan Mas Anies.
Silakan rakyat menilai,” ulas Kamaludin.
Menurutnya,
Relawan Perubahan meminta masyarakat menjaga suasana yang kondusif menjelang
Pemilu 2024.
Kamaludin pun
berharap agar polarisasi dan permusuhan antara pendukung pada Pilpres 2019
tidak terulang.
“Kami sangat
berharap, ada suatu kesadaran untuk berdemokrasi dengan baik. Saling
menghormati perbedaan itu baik dalam demokrasi. Enjoy saja, tapi jangan sampai
memecah belah,” ungkap dia. (suara)