SANCAnews.id – Tidak ada alasan kuat
bagi Presiden Joko Widodo untuk melakukan reshuffle saat ini, sekalipun survei
menyatakan 60 persen lebih responden menginginkan adanya perombakan kabinet.
Jika
perombakan tetap dilakukan, maka bisa dipastikan bahwa reshuffle kabinet
dilakukan atas dasar keinginan politik Jokowi semata. Salah satunya untuk
mendepak Partai Nasdem yang telah mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies
Baswedan.
Begitu
hasil pengamatan dari analis politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga
saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (26/12).
“Bila
ada reshuflle, bisa jadi bertujuan untuk mendepak menteri dari Nasdem. Kalau
itu tujuannya, bisa saja ekskalasi suhu politik akan meningkat. Sebab, Nasdem
yang merasa berkeringat menjadikan Jokowi presiden, akan gerah karena didepak
tanpa dasar,” tegasnya.
Dengan
mendepak Nasdem, Jokowi akan dikenal sebagai presiden yang kacang lupa
kulit. Tudingan seperti itu tentu tidak
mengenakan bagi sosok yang masih mengedepankan etika politik.
Oleh karena
itu, Jamiluddin meminta Presiden Joko Widodo jika akan mendepak menteri dari
kabinet, khususnya sari Nasdem, seyogyanya ada dasar yang rasional.
"Hal
itu tentu tidak mudah. Semoga Jokowi tidak ceroboh dan mengedepankan politik
pragmatis. Hal itu akan menjauhkan Jokowi dari sosok negarawan,” tutupnya. (*)