SANCAnews.id – Wacana perombakan atau
reshuffle kabinet di akhir pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden
Maruf Amin tidak berdampak signifikan terhadap kinerja pemerintah.
“Menurut
saya manfaatnya gak ada, ini cuma agenda presiden aja. Sebab, sudah tinggal
setahun,” kata Founder Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia
(KedaiKOPI), Hendri Satrio kepada Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu
di Jakarta, Senin (26/12).
Alih-alih
pembenahan kerja pemerintah, reshuffle di akhir pemerintahan justru akan
terkesan hanya cara mengakomodir kepentingan politik Jokowi di 2024.
“Mau
mengakomodasi persoalan atau mengakomodasi politik, strategi kebijakan kan
terserah dia (presiden). Dia yang bisa, dia yang mau. Jadi boleh-boleh saja,”
demikian Hensat, sapaan Hendri Satrio.
Presiden
Jokowi memberi sinyal akan melakukan reshuffle kabinet sebelum masa jabatannya
berakhir pada 2024. Mantan Walikota Solo itu merespons singkat survei Charta
Politika Indonesia yang menyebut mayoritas warga setuju ada reshuffle kabinet.
"Mungkin
(reshuffle kabinet). Ya nanti," kata Jokowi di Bendungan Sukamahi,
Kabupaten Bogor, Jumat (23/12). (*)