SANCAnews.id – Pengamat kebijakan publik Gigin Praginanto mengungkapkan asumsinya terkait penyebab biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mengalami kebengkakan.

 

Gigin menyebutkan bahwa tidak ada kesalahan hitung dalam proyek Kereta Cepat, namun terdapat kesengajaan yang memang dilakukan agar biaya terus ditambah.

 

"Gak ada salah hitung dalam proyek kereta cepat Jakarta Bandung. Yang ada sengaja mempermainkan angka untuk menggerogoti keuangan negara," bebernya.

 

Menurutnya, pihak-pihak China mengetahui bahwa Indonesia bisa menghasilkan uang untuk dikeruk, sehingga kesempatan dalam proyek Kereta Cepat tidak akan diabaikan.

 

"China tahu kalau kaki-tangannya punya posisi kuat sehingga bisa menjadikan Indonesia ATM pribadinya," ujarnya dikutip NewsWorthy dari Twitter @giginpraginanto, Senin (12/12).

 

Sementara itu, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengungkapkan, berdasarkan hitungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), nilai investasi proyek itu membengkak sebesar USD1.499 atau setara Rp21,7 triliun (kurs USD1 = Rp15.500).

 

Akibat pembengkakakan proyek Kereta Cepat, China Development Bank (CDB) sempat meminta pemerintah Indonesia turut menanggungnya melalui APBN.

 

Total dana APBN yang telah dikeluarkan hingga saat ini untuk menambah biaya Kereta Cepat yaitu sekitar Rp7,3 triliun, padahal janji awal Presiden Joko Widodo (Jokowi) proyek ini tidak akan menggunakan APBN.

 

Adapun pembengkakan biaya salah satunya disebabkan oleh melesetnya kalkulasi pihak China saat proses studi kelayakan, ini disampaikan Wakil Menteri (Wamen) BUMN II Kartika Wirjoatmodjo. (wartaekonom)



Label:

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.