SANCAnews.id – Ada kegalauan yang diperlihatkan Joko Widodo menuju
akhir masa jabatannya sebagai Presiden Indonesia.
Kegalauan Presiden Jokowi
terlihat pada narasi-narasi pidato yang kerap mewanti-wanti masyarakat untuk
berhati-hati dalam memilih Presiden 2024.
"Di beberapa kesempatan
panggung politik tanah air, sambutan presiden menitikberatkan soal jangan sampai
salah pilih pemimpin yang diasosiasikan dengan calon presiden di 2024
nanti," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara
(Laksamana), Samuel F Silaen kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (28/11).
Bagi Silaen, kegalauan presiden
tidak berlebihan. Sebab di era pemerintahannya, Jokowi sedang rajin melakukan
pembangunan dari pinggiran demi pemerataan kehidupan masyarakatnya. Tugas ini
tentu tidak mudah dan membutuhkan waktu lama.
Apa yang Presiden Jokowi
khawatirkan cukup beralasan kuat karena punya pengalaman real saat menjabat
sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Saat itu, Jokowi memprioritaskan
program mengatasi banjir, yakni normalisasi. Namun saat ia digantikan wakilnya,
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, program tersebut tidak dilanjutkan dan
justru diganti dengan istilah naturalisasi.
"Inilah yang menjadi salah
satu kekhawatiran Jokowi di akhir masa jabatannya. Sebab presiden Jokowi tidak
mau pembangunan yang telah dia gagas dan kerjakan jadi mangkrak ketika
penerusnya bukan figur yang segaris dengan visi misi Jokowi," tutup
Silaen. (*)