SANCAnews.id – Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang
Komarudin mengatakan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono seharusnya
melanjutkan dan menyempurnakan program kerja Anies Baswedan.
“Apa yang belum diselesaikan
Anies, harus diselesaikan, apa yang sudah bagus, dilanjutkan. Bukan
‘menghajar’, mengganti orang-orang Anies seenaknya. Ini menandakan bahwa dia
tidak berjiwa besar,” kata Ujang saat dihubungi Tempo, Ahad, 6 November 2022.
Ujang menilai Heru masih belum
paham dengan isu dan persoalan Jakarta. Salah satu yang menjadi sorotan, yaitu
soal kepemimpinan Heru yang mencopot Dirut MRT Jakarta Mohamad Aprindy yang
mendadak. Ujang menduga Aprindy dicopot karena dia adalah orang Anies
Baswedan.
“Dirut MRT Jakarta, misalkan
tanpa dievaluasi terlebih dahulu, tanpa dilihat kesalahannya dulu, belum lama
Heru dilantik, lalu dicopot,” ujarnya.
Sebelum mengambil keputusan,
sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru seharusnya melihat kondisi di lapangan,
banyak berdialog dan berdiskusi, sehingga tidak menimbulkan stigma di
masyarakat.
“Jadi, ke depan, mestinya Heru
melihat dulu kondisi situasi birokrasi seperti apa, BUMD seperti apa,
warga/masyarakat seperti apa. Menyerap aspirasi dulu, mendengarkan dulu, lalu
menjelasakan persoalan-persoalan yang ada, satu-persatu,” kata dia.
Menurutnya, jika Heru mengerti
dan paham soal Jakarta, maka penyelesaian yang dilakukannya menjadi solusi
bukan kontroversi.
“Soal kepemimpinan, saya melihat
seperti itu. Artinya, dia tidak paham persoalan-persoalan Jakarta kalau tahu
persoalan Jakarta, maka penyelesaian dilakukan secara bagus, baik, secara
smart, cerdas, sehingga kebijakan-kebijakan diambil adalah solusi terbaik bagi
Pemprov maupun warga Jakarta bukan kontroversi yang dihasilkan,” lanjut Ujang.
Oleh karena itu, ia menilai
kepemimpinan Heru Budi Hartono ugal-ugalan, tidak terkonsep, dan tidak jelas.
“Birokrasi juga dirotasi. Ini menandakan bahwa kepemimpinannya ugal-ugalan,
tidak terkonsep, tidak jelas. Semestinya, birokrasi, BUMD, itu kan dicek dulu,
dinilai dulu, dilihat dulu, dievaluasi dulu secara menyeluruh apa
kekurangannya, apa kelebihannya, untung atau rugi,” ujar Ujang.
Anggota DPRD Sebut Pencopotan
Dirut MRT Jakarta Bukan karena "Orangnya" Anies Baswedan
Politikus PDI Perjuangan
sekaligus anggota DPRD DKI Jakarta Komisi B, Gilbert Simanjuntak menyebutkan
alasan dicopotnya Mohamad Aprindy sebagai Direktur Utama (Dirut) MRT Jakarta.
Menurutnya, pencopotan tersebut bukan karena Aprindy ‘orangnya’ Anies Baswedan.
“Dalam penjelasan BP BUMD sewaktu
saya tanya alasan kenapa Pak Aprindy harus diganti sesingkat itu karena
tuntutan pekerjaan yang sangat mendesak dieksekusi November ini,” kata Gilbert
saat dihubungi Tempo, Senin, 7 November 2022.
Penunjukan Aprindy sebagai Dirut
MRT Jakarta, kata dia, dilakukan Anies secara mendadak. “Dirut itu, kan
diangkat oleh Anies, mendadak yang digantikan adalah orang yang sejak awal
membenahi MRT, bersama-sama Jepang. Yang menjadi pertanyaan sebaliknya adalah
apa alasan Anies mencopot Dirut MRT yang lama?,” ujarnya.
Menurutnya, Aprindy seharusnya
tetap di Jakpro karena ia memahami konstruksi. “Karena Pak Aprindy seharusnya
lebih baik tetap saja di Jakpro karena latar belakang konstruksi. Hal mendesak
di MRT November ini masalah finance,” kata dia.
Gilbert menegaskan bahwa
digantinya Aprindy dengan Tuhiyat murni karena pekerjaan. “Betul, saya juga
yang protes pertama di media kenapa dicopot. Saya dapat penjelasan, murni
karena tuntutan pekerjaan. Kesalahan sebenarnya di Anies, kenapa ganti Dirut kurang
dari tiga bulan menjelang habis jabatannya?,” ujarnya. (tempo)