SANCAnews.id – Loyalis Rizieq Shihab sekaligus tokoh Persaudaraan
Alumni 212 (PA 212), Slamet Maarif heran sikap Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama
(LDNU) yang sempat meminta pemerintah agar melarang penyebaran wahabi di negara ini lantaran dianggap berbahaya.
Slamet menegaskan bahwa penganut
wahabi sama-sama seorang muslim. Seharusnya, sesama orang Islam harus saling
merangkul bukan malah saling memusuhi.
"Ya kira-kira begitu kalau
nggak mau dibilang merasa paling benar sendiri. Muslim dimusuhi kafir
dirangkul, aneh. Itu tidak sesuai dengan surat Al Fath ayat 21 tentang ciri
umat Nabi Muhammad," katanya kepada Populis.id pada Jumat (04/11/2022).
Menurut Slamet, seharusnya
perbedaan pendapat seharusnya diselesaikan dengan dialog, bukan dengan
cara-cara yang tidak mengedepankan permusyawaratan. Ia lantas berkelakar kalau
anti wahabi, LDNU sebaiknya haji ke Jombang bukan Arab.
"Apakah pintu sudah tertutup
di negeri ini? Kalau begitu sarankan saja LD NU kalau haji dan Umroh jangan ke
Saudi tapi ke Jombang karena saudi wahabi," ucapnya.
Lembaga Dakwah PBNU melakukan
Rapat Kerja Nasional LD PBNU IX di Asrama Haji Pondok gede, Jakarta, Kamis (27/10/2022).
Dari hasil rapat kerja tersebut menghasilkan berbagai rekomendasi.
Hasil rekomendasi LD PBNU di
antaranya minta pemerintah Indonesia melarang penyebaran paham agama tertentu.
LD PBNU merekomendasikan kepada pemerintah dalam hal ini Kemenkopolhukam,
Kemenkumham, Kemendagri, dan Kemenag untuk membuat dan menetapkan regulasi yang
melarang penyebaran ajaran Wahabiyah, baik melalui majelis taklim, forum
kajian, media online, maupun media sosial dalam bentuk tulisan, audio, maupun
visual.
Namun, hasil Rakernas LDNU
tersebut sudah dianulir oleh Sekjen PBNU Saefullah Yusuf. Ia menyebutkan bahwa
rekomendasi tersebut tidak seizin rais Aam PBNU. (populis)