SANCAnews.id – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 20222 Bali yang
dilaksanakan 15-16 November 2022 telah resmi berakhir. Seluruh pemimpin negara
serta delegasi anggota G20 telah kembali ke negaranya masing-masing usai acara
tersebut rampung.
Adapun pemimpin negara serta
delegasi yang menghadiri perhelatan negara-negara dunia tersebut sempat
menggunakan sejumlah mobil listrik yang telah disediakan Indonesia selaku tuan
rumah.
Lantas timbul tanda tanya besar,
bagaimana nasib ratusan mobil listrik itu berhubung dengan berakhirnya
presidensi G20 2022?
Kemensetneg: Dikembalikan ke pabriknya
Sekretaris Kementerian
Sekretariat Negara Setya Utama mengungkap bahwa ratusan mobil listrik tersebut
berstatus pinjaman. Adapun sebagai wujud komitmen Indonesia dalam transisi ke
energi bersih, sejumlah mobil listrik dipinjam dari produsen yang memiliki
pabrik di dalam negeri.
Mobil listrik tersebut dipinjam
melalui kemitraan dengan beberapa produsen mobil listrik.
"Untuk itu dalam KTT ini
karena itu adalah salah satu tema dari KTT ini kita gunakan mobil listrik. Kita
utamakan mereka yang punya pabrik di Indonesia. Tapi ada juga yang belum punya
pabrik di Indonesia tapi bersedia bekerja sama dengan kita menjadi mitra untuk
meminjamkan mobil, pinjam pakai istilahnya, kita gunakan juga mobil-mobil
mereka," ungkap Setya dalam keterangannya, dikutip dari kanal Youtube
Sekretariat Presiden.
Berhubung dengan selesainya KTT
G20 2022 Bali, mobil tersebut akhirnya akan dikembalikan ke pabrikannya
masing-masing.
Kemudian para produsen dan pabrik
akan menentukan nasib ratusan mobil tersebut yakni apakah akan dilelang atau
dipasarkan kembali.
"Karena kita pinjam pakai ya
kita akan kembalikan kepada mereka. Mungkin akan dijual atau dilelang ya
terserah mereka. Tapi yang jelas mereka sudah menyumbang untuk kita dengan
meminjamkan ini," lanjut Setya.
Satya melaporkan setidaknya ada
800 lebih unit mobil listrik, termasuk untuk para delegasi dan penyelenggara.
Sisa dari unit mobil yang dipakai adalah mobil bertenaga BBM fosil.
"Kalau termasuk kendaraan
patwal yang listrik juga itu sekitar 1.500 lah semua. Selebihnya masih
mobil-mobil fosil, mobil-mobil combustion engine," sebut Satya.
Adapun pabrik-pabrik yang
meminjamkan ratusan unit mobil tersebut adalah Hyundai, Toyota dan Wuling.
Kehadiran ratusan mobil listrik
dari ketiga produsen besar tersebut diharapkan dapat menunjukkan kehebatan
mobil listrik yang tak kalah dengan mobil bertenaga bahan bakar fosil.
"Inilah saatnya kita
menunjukkan, ini showcase-nya saja," ujar Setya.
“Jadi ada pesan-pesan di balik
itu, bahwa ke depan kita mau tidak mau harus meninggalkan fosil, karena tentu
saja semakin lama semakin berkurang energi fosil ini dan kita harus beralih ke
energi terbarukan," timpalnya. (suara)