SANCAnews.id – Direktur Jamaica Muslim Center Imam Shamsi Ali menyoroti pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengajak peserta Pemilu 2024 agar ke depan tidak menggunakan politik identitas, politisasi agama hingga polarisasi sosial untuk kepentingan pribadi.

 

Imam Shamsi mengaku setuju dengan pesan Jokowi soal politisasi agama. Hal itu disampaikan Imam Shamsi dalam akun Twitter pribadinya, dikutip pada Selasa 22 November 2022.

 

“Saya setuju dengan Presiden. Jangan politisasi agama. Dalam arti Jangan agama dipakai ‘alat’ kepentingan politik,” ujar Imam.

 

“Ketika kampanye ke pesantren, songkok Haji, kerudung. Setelah itu agama dicampakkan. Yang baik itu beragamalah dalam berpolitik, kedepankan moralitas dan tanggung jawab,” pungkasnya.

 

Saya setuju dengan Presiden. Jangan politisasi agama. Dlm arti Jangan agama dipakai “alat” kepentingan politik. Ktk kampanye ke pesantren, songkok Haji, kerudung. Setelah itu agama dicampakkan. Yg baik itu beragamalah dalam berpolitik.. kedepankan moralitas dan tanggung jawab pic.twitter.com/YKoMlc53im

 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyelipkan pesan politik saat memberikan sambutan dalam Musyawarah Nasional ke-17 HIPMI, Surakarta, Jawa Tengah, Senin (21/11/2022).

 

Ia mengingatkan para bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk tidak melakukan politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) menjelang Pemilu 2024.

 

"Debat silakan, debat gagasan, debat ide membawa negara ini lebih baik silakan. Tapi jangan sampai panas. Apalagi membawa politik-politik SARA. Tidak, jangan. Politisasi agama, tidak, jangan," kata Jokowi.

 

Dalam pidatonya itu, Jokowi berkali-kali menyerukan untuk tidak memanfaatkan isu agama dalam kontestasi politik. Bangsa Indonesia, kata Jokowi, pernah merasakan dampak buruk dari politisasi agama, maupun politisasi suku, ras atau golongan. Oleh karena itu, kata Jokowi, cara-cara berpolitik dengan memanfaatkan isu SARA harus dihindari.

 

"Lakukan politik-politik gagasan, politik-politik ide. Tapi jangan masuk ke politik SARA, politisasi agama, politik identitas jangan," kata dia.

 

Jokowi mengingatkan politisasi SARA akan sangat berbahaya bagi negara yang memiliki kondisi keberagaman seperti Indonesia. Kepala Negara meminta para bakal capres-cawapres untuk menjaga situasi politik agar tetap sejuk.

 

"Sekali lagi saya ingatkan kepada para capres dan cawapres, untuk membawa suasana politik kita menuju 2024 itu betul-betul paling banter hangat sedikit, syukur bisa adem," kata dia. (wartaekonomi)



Label:

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.