SANCAnews.id – Ekonom Anthony Budiawan mempertanyakan pernyataan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menyebut masih ada Rp1.200 triliun
belanja negara di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
masih belum terealisasi atau dibelanjakan.
Managing Director Political
Economy and Policy Studies (PEPS) itu terkesan heran. Pasalnya, surplus APBN
begitu besar tapi PPN dan harga BBM dinaikkan dengan alasan APBN akan jebol.
“Ini jelas menunjukkan kegagalan
pemerintah dalam mengelola keuangan negara. Surplus APBN begitu besar tapi PPN
dan harga BBM dinaikkan dengan alasan APBN AKAN JEBOL, yang terbukti hanya
isapan jempol alias pembohongan publik, dan kejahatan kepada rakyat?” tweet
Anthony Budiawan lewat akun Twitter pribadinya, @AnthonyBudiawan, Senin, 7
November 2022.
“Tingkat penyerapan APBN begitu
rendah, inflasi pangan sangat tinggi, pemerintah seharusnya membelanjakan APBN
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelompok bawah. Tapi ini malah
sebaliknya, menaikkan PPN dan harga BBM. Kok bisa pemerintah begitu jahat
terhadap rakyatnya?” lanjutnya.
“Sisa uang belanja negara yang
belum terserap itu, kata Febrio nantinya bisa menjadi dana tambahan atau
cadangan untuk pemerintah untuk APBN 2023.” Apa tdk salah? Apa BKF tidak
mengerti, bahwa APBN 2022 yang tidak terserap tidak bisa digunakan utk APBN
2023? Penyesatan informasi?” tegas Anthony.
Sebelumnya, Sri Mulyani Indrawati
menjelaskan, di sisa akhir tahun 2022, dari pagu belanja negara di dalam
Perpres 98/2022 sebesar Rp3.106,4 triliun, pemerintah baru merealisasikan
belanja sebesar Rp1.913,9 triliun. Itu artinya belanja baru terserap 61,6%
hingga 30 September 2022 dan masih ada Rp 1,192,5 triliun yang belum diserap
atau dibelanjakan.
“Daftar belanja kita ada Rp3.000
triliun, kalau itu dieksekusi semuanya, itu masih ada Rp1.200 triliun yang akan
di-spend (dibelanjakan) dalam dua bulan ke depan. That’s really big money,”
jelas Sri Mulyani dalam seminar yang diselenggarakan Badan Kebijakan Fiskal
(BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jumat (28/10/2022) dikutip dari CNBC.
Dengan anggaran belanja yang
belum terserap tersebut, Sri Mulyani meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi pada
Kuartal III-2022 masih akan kuat, bahkan diperkirakan lebih tinggi dari Kuartal
II-2022 yang mencapai 5,44% (year on year/yoy). (herald)