SANCAnews.id – Di depan ribuan relawan, Presiden Jokowi berpesan,
jangan salah memilih pemimpin. Parameternya bukan kinerja, namun raut wajah.
Banyak kerutan dan uban (putih), pertanda mikirin rakyat.
Sebaliknya, kalau wajahnya mulus,
kinclong, atau ‘cling’, menurutnya Jokowi, meragukan. “Jadi, pemimpin yang
mikirin rakyat itu kelihatan dari penampilan. Dari kerutan di wajah. Kalau
wajahnya cling, bersih, tidak ada kerutan di wajahnya, hati-hati,” kata Jokowi
dalam acara Gerakan Nusantara Bersatu yang digelar di Gelora Bung Karno,
Jakarta, Sabtu (26/11/2022).
Di sisi lain, mantan Wali Kota
Solo dan Gubernur DKI Jakarta ini, menyarankan relawan untuk memilih pemimpin
yang wajahnya berkerut dan berambut putih alias dipenuhi uban. Alasannya, sosok
seperti itu menandakan pemimpin pro rakyat. Tiap saat selalu mikirin rakyat tap
memperdulikan wajahnya dipenuhi kerutan dan uban. “Itu kelihatan dari
penampilannya itu kelihatan banyak kerutan di wajahnya karena mikirin rakyat.
Ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua ada. Ada itu,” kata
Jokowi disambut riuh para relawan.
Indonesia, kata Jokowi, adalah
negara besar. Terdiri dari ratusan juta penduduk, ribuan pulau serta jutaan
budaya yang hidup subur selama puluhan tahun. “Kita ini macam-macam, beragam,
berbeda semuanya. Suku, kita memiliki 714 suku yang berbeda-beda. Bahasa daerah
kita memiliki lebih dari 1.300 yang berbeda-beda. Agama juga kita berbeda-beda.
Oleh karena itu pemimpin itu harus menyadari keberagaman Indonesia,” paparnya.
Jokowi kembali berpesan kepada
relawan agar memilih pemimpin yang mengerti apa yang diinginkan rakyat. Jangan
sampai salah pilih yang berdampak kepada masa depan Indonesia. “Pemimpin apa
yang kita cari? Hati-hati, saya titip hati-hati. Pilih pemimpin yang ngerti apa
yang dirasakan oleh rakyat. Pilih nanti di 2024, pilih pemimpin yang ngerti
tentang apa yang dirasakan oleh rakyat,” kata Jokowi.
“Juga pilih pemimpin yang tahu
apa yang diinginkan oleh rakyat, apa yang dibutuhkan oleh rakyat. Setuju?
Jangan…jangan sampai, jangan sampai kita milih pemimpin yang senangnya duduk di
istana yang AC-nya dingin,” katanya.
Seorang pemimpin negara, kata
Jokowi, harus turun untuk mengetahui permasalahan rakyatnya. Jangan hanya duduk
manis di istana. “Saya ulang jangan sampai kita memilih pemimpin yang senang
duduk di istana yang AC-nya sangat dingin. Ini negara besar. Jangan hanya duduk
manis di Istana presiden. Carilah, saya ingatkan carilah pemimpin yang senang
dan mau turun ke bawah yang mau merasakan keringatnya rakyat,” tuturnya.
(gelora)