SANCAnews.id – Ketua Indonesian Police
Watch (IPW), Sugeng Tegu Santoso mengungkapkan ada perang bintang di dalam
insitusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Hal itu,
merupakan perumpamaan saling serang para perwira tinggi (Pati) Polri terkait
dugaan pelaggaran hukum yang dilakukan.
Dia menyebutkan
masing-masing kubu saling memegang aib satu sama lain.
"Kalau
terkait dengan dugaan-dugaan pelanggaran dari kepolisian, para jenderal ini
kalau mau dibongkar bukannya tidak bisa," ujar Teguh dalam Diskusi yang
bertajuk "Mengungkap Persekongkolan Tambang Polisi dengan Oligarki
Tambang", Kamis (3/11).
Dia menyebutkan
saling kunci pun terjadi di kalangan para Pati dalam praktik pertambangan
ilegal.
Satu di
antaranya kasus tambang ilegal di Kalimantan Timur.
Dia menjelaskan
hal itu berawal ketika seorang anggota polisi berpangkat Aiptu ditangkap yang
diduga sebagai pengumpul uang setoran dari tambang ilegal.
"Tambang-tambang
ilegal ini terjadi di Kalimantan Timur," ungkap Teguh.
Namun,
tambang-tambang ilegal tersebut tidak dilakukan penegakan hukum (law
enforcement).
"Karena
terjadi kesepakatan rupanya bahwa ada uang perlindungan yang memang harus
dikelola dan dibagikan secara proporsional di antara petinggi kepolisian lokal
di Kaltim dan juga yang di Mabes. Ini yang terekam saya lihat di buku hitam
Sambo," dia menambahkan.
Tak hanya itu,
Sugeng menjelaskan Sambo juga meminta agar hal itu ditertibkan.
"Bahkan FS
meminta supaya dilakukan penertiban karena perlindungan ini melibatkan
jenderal-jenderal pada wilayah kepolisian lokal," ungkap dia.
Sugeng juga
menyebutkan dalam buku hitam tersebut uang perlindungan itu digunakan untuk
operasional kegiatan yang anggarannya tak cukup.
"Mau
bagaimana coba? Oleh karena itu, saya katakan bahwa praktik tambang yang
melibatkan aparat ini, cuma berada di ujung saja. Karena ada residu kebijakan
yang tidak jelas terkait dengan tambang," jelasnya.
Tak hanya di
Kalimantan Timur, praktik demikian juga terjadi di pertambangan-pertambangan
ilegal daerah lainnya, termasuk Kalimantan Selatan.
"Apalagi
di Kalimantan Selatan sekarang Kapoldanya baru," tutur Teguh.
Kapolda
Kalimantan Selatan yang baru, Irjen Andi Rian Djajadi sendiri kerap mendapat
sorotan publik terkait gaya hidupnya.
Selain itu,
Teguh juga menegaskan masih adanya kasus yang dianggap menjadi track record
buruk bagi sang jenderal, yaitu kasus pemerasan pembeli jam tangan mewah merek
Richard Mille.
"Bagaimana dengan track record ini dia akan memimpin Polda Kalsel dalam kaitannya dengan tambang," pungkas Sugeng.(jpnn)