SANCAnews.id – Letusan tembakan Gas air mata dari barisan kepolisian terus terdengar setelah warga melempar bom molotov.

 

Tembakan Gas air mata tak hanya diarahkan ke udara tapi juga ke arah massa warga yang terus mendorong polisi mundur.

 

Dari video beredar, jalan yang terbakar karena molotov masih menyala. Beberapa kali percikan api dari tembakan Gas air mata juga mewarnai kericuhan tersebut.

 

Bentrok warga dan kepolisian itu tak terhindarkan setelah petugas berupaya membuka blokade jalan menuju perusahaan Tambang Emas Poboya milik PT Citra Palu Minerals (CPM).

 

Sudah dua hari warga Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, menutup jalan menuju kantor anak perusahaan PT Bumi Resources Minerals Tbk tersebut.

 

Blokade jalan sebagai bentuk kekecewaan warga terhadap perusahaan yang belum memenuhi mengizinkan warga setempat beraktivitas di lokasi penambangan.

 

Lurah Poboya Sri Rahayu mengatakan, bentrokan terjadi sekitar pukul 18.40 Wita, "Kondisinya sekarang sudah tidak terjadi bentrok karena polisi sudah mundur, karena kalau mereka bertahan takutnya terjadi bentrok," kata Sri Rahayu, Rabu (26/10/2022) malam.

 

Dia menjelaskan, saat kejadian banyak warga sekitar histeris karena mendengar suara tembakan Gas air mata.

 

"Warga tidak ada yang naik ke area PT CPM, mereka cuman di tempat semula yang di pinggir jalan tempatnya mereka, nah polisi yang maju-maju terus, mungkin itu yang jadi pemicu bentrokan itu," jelas Sri Rahayu.

 

Peristiwa warga menyerang perusahaan tambang emas itu bukanlah yang pertama. Itu dipicu warga penambang yang menuntut agar PT CPM memberikan izin kepada warga beraktivitas penambangan di lokasi yang dianggap sebagai tanah ulayat, meskipun berada di dalam area konsesi PT CPM. (tribunnews)

Label:

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.