SANCAnews.id – Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon tegas menyatakan bahwa kunci dari munculnya tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur ialah gas air mata yang ditembakkan kepolisian.
Diketahui asap maut dari gas air
mata yang menyesakan itu diduga menjadi penyebab terbesar jatuhnya korban nyawa
hingga lebih dari 100 orang.
"Menurut saya kuncinya jelas
di situ gas air mata. Penerapan gas air mata di lapangan yang kabarnya itu
tidak diperbolehkan oleh FIFA sendiri jelas," kata Fadli di Kompleks
Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (5/10/2022).
Ketua Badan Kerja Sama Antar
Parlemen ini mempertanyakan aparat kepolisian, mengapa tidak melakukan
penanganan dengan cara lain, tanpa gas air mata.
"Kenapa, misalnya kalau
untuk mempersiapkan, mengantisipasi itu bukan water cannon, bukan air yang
netral. Tentu enggak akan banyak korban, apalagi sampai meninggal," kata
Fadli.
Karena itu, menurut dia,
seharusnya investigasi tragedi Kanjuruhan tidak bertele-tele lantaran sudah
diketahui pasti sebab dan akibatnya, yakni gas air mata. Pihak yang bertanggung
jawab sudah seharusnya segera ditetapkan.
"Seharusnya bisa secara
cepat, paling tidak siapa yang bertanggung jawab supaya ini tidak terulang
lagi. Kalau mutar-mutar kemudian tidak jelas atau dicari kambing hitam, salah
menyalahkan," ujar Fadli.
Ratusan Orang Meninggal
Korban meninggal dalam Tragedi
Kanjuruhan sebanyak 131 orang. Peristiwa maut itu terjadi setelah aparat
menembakkan gas air mata karena sejumlah suporter Aremania masuk stadion usai
laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam.
Angka korban meninggal tersebut
disampaikan Pemkab Malang berdasarkan posko postmortem crisis center per Selasa
(4/10/2022). Data ini mengalami penambahan 6 orang dari sebelumnya 125 orang
tewas.
Penanggungjawab Data, Zulham
Akhmad Mubarrok mengatakan, sampai Selasa (4/10/2022) siang, data korban
meninggal mencapai 131 jiwa.
"131 sampai siang ini. Ganti
nama, ganti identitas saja, keluar masuk datanya," ujarnya saat
dikonfirmasi SuaraMalang.id. **