SANCAnews.id – Mundurnya Liz Truss dari jabatan Perdana Menteri
(PM) Inggris seharusnya menjadi pelajaran bagi Joko Widodo untuk menyatakan
mundur dari jabatan Presiden karena nilai rupiah semakin anjlok yang bisa
menyebabkan ekonomi terpuruk.
Direktur Gerakan Perubahan,
Muslim Arbi mengatakan, nilai rupiah saat ini juga anjlok hingga mendekati Rp 16 ribu per dolar
Amerika Serikat.
Hal itu juga terjadi di Inggris,
dimana mata uang Poundsterling juga mengalami anjlok yang membuat Liz Truss
mundur dari jabatannya meskipun baru menjabat 45 hari lantaran merasa malu dan
gagal untuk mempertahankan poundsterling.
"Konsekuensinya Perdana
wanita setelah Margaret Thatcher itu mundur dengan gentlemen secara kasatria.
Jika tidak, pounds akan semakin terpuruk dan ekonomi Inggris dalam bahaya
besar. Nah hal itu juga semestinya menjadi pelajaran bagi Jokowi untuk
menyatakan mundur atas kegagalan dia membuat rupiah semakin anjlok dan ekonomi
akan semakin terpuruk," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL,
Jumat (21/10).
Apalagi kata Muslim, pujian
Direktur IMF soal pertumbuhan ekonomi 5,4 persen yang diklaim oleh Presiden
Jokowi tidak dapat menolong anjloknya nilai rupiah.
"Solusinya Jokowi harus
mundur. Jika tidak, ekonomi akan semakin parah karena jika Jokowi tetap
bertahan di tengah kepercayaan pasar semakin rendah, ekonomi akan menjadi
parah. Dan berakibat pada gonjang ganjing politik dan keamanan akan tak
terkendali," kata Muslim.
Bahkan, jika Jokowi tidak segera
mundur, dikhawatirkan akan lebih parah melebihi reformasi. Mengingat, Jokowi
pernah berjanji saat kampanye dengan menyatakan dolar akan menjadi Rp 10 ribu,
namun tidak terbukti.
"Dan ini salah satu kegagalan Jokowi dalam bidang ekonomi dan keuangan. Jadi tidak ada opsi lain, bila ekonomi ingin terselamatkan ya Jokowi mundur," pungkas Muslim. (*)