SANCAnews.id – Pelatih Arema
FC, Javier Roca ikut menyaksikan kengerian dari tragedi berdarah di dalam
Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10).
Berbicara dalam wawancara dengan
media Spanyol, Cadena Ser, Roca yang berasal dari Chili menggambarkan situasi
ketika kerusuhan terjadi usai Arema dikalahkan oleh Persebaya dengan 2-3.
Roca mengatakan, ketika ribuan
suporter menyerbu lapangan, ia langsung pergi ke ruang ganti, sementara
beberapa pemain masih ada di lapangan.
"Ketika saya kembali dari
konferensi pers, saya melihat tragedi di dalam stadion. Orang-orang lewat
dengan membawa korban di tangan mereka," ujar Roca.
Bahkan Roca menyebut, terdapat
suporter yang meninggal dipelukan pemain.
"Yang paling mengerikan
adalah ketika korban datang untuk dirawat oleh tim dokter. Sekitar 20 orang
datang dan empat meninggal. Suporter meninggal di tangan para pemain,"
lanjut Roca.
"Saya hancur secara mental.
Saya merasakan beban yang berat, bahkan tanggung jawab yang berat,"
tambahnya.
Berdasarkan data resmi, tragedi
berdarah di Kanjuruhan telah memakan 125 korban jiwa, termasuk 17 di antaranya
merupakan anak-anak. Ini menjadi salah satu tragedi paling mematikan di dunia.
(rmol)