SANCAnews.id – Niat mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat siang (21/10), disinyalir tak hanya berpamitan dengan pemerintah, tapi juga memiliki unsur politik.
Analisis tersebut disampaikan
pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun karena
melihat alibi pamitan tak begitu tepat melihat kondisi saat ini yang suhunya
sudah menghangat menuju Pilpres 2024.
"Saya kira (Anies bertemu
Presiden) untuk mengambil simpati pendukung Jokowi. Seolah-olah kan pendukung
Jokowi mengatakan Anies itu bukan Jokowi. Padahal Anies dengan Jokowi itu kan
dekat sudah lama sebanarnya," ujar Ubedilah kepada wartawan, Sabtu
(22/10).
Sosok yang karib disapa Ubed ini
menuturkan, sebenarnya persoalan pamit dari jabatan DKI 1 tidak begitu urgent
dilakukan oleh Anies dengan cara bertemu langsung Jokowi.
Oleh karenanya, melihat posisi
mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sekarang sebagai capres 2024 yang
diusung Partai Nasdem, Ubed justru lebih melihat Anies sedang memperlebar ceruk
pemilihnya.
"Anies kan mengejar
mendapatkan elektoral besar. Di dalam poltik berbagai cara digunakan untuk
meningkatkan elektabilitas. Jadi yang dilakukan Anies itu adalah meningkatkan
elektabilitas," demikian mantan aktivis 98 ini menambahkan. (rmol)