SANCAnews.id – Duet Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP)
Puan Maharani dalam Pilpres 2024 mencuat.
Duet Gus Yahya-Puan Maharani ini
awalnya diungkap oleh Pengamat Komunikasi Politik Hendri Satrio.
“Ngomongin capres cawapres nih,
kita kesampingkan dululah jago-jago seperti Prabowo, Anies Baswedan, Ganjar
Pranowo. Puan Maharani nih, kira-kira siapa pendamping puan Maharani yang
paling kuat,” ucapnya dalam keterangannya, Sabtu (29/10/2022).
Menurutnya duet keduanya dapat
membuat nostalgia zaman reformasi ketika Abdurrahman Wahid alias Gus Dur
berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri.
“Kalau kita balik lagi ke
masa-masa reformasi bagaimana, waktu Gus Dur dan Bu Mega bersama. Nanti tahun
2024, Gus Yahya Puan Maharani. Kalau ini jadian, bukan cuman nostalgia, jaman
reformasi. Bisa empat pasang kita. Luar biasa buat demokrasi di Indonesia,”
tandasnya.
Anggota DPR RI dari Fraksi PKB,
Luqman Hakim Al-Jambi mengaku tak mendukung jika Gus Yahya dipasangkan dengan
Puan.
“Capres-Cawapres Gus Yahya-Puan
nostalgia Gus Dur-Mega? Saya tidak dukung,” tuturnya dalam unggahannya di
Twitter.
Dia menyebut, Warga NU masih
menyimpan trauma akibat kudeta Gus Dur tahun 2001 silam.
“Saya khawatir Gus Yahya dijatuhkan di tengah periode, seperti mereka kudeta Presiden Gus Dur tahun 2001. Sampai sekarang, luka dan sakit hati kolektif warga NU akibat Gus Dur dikudeta, belum sepenuhnya sirna,” pungkas Luqman. (wartaekonomi)