SANCAnews.id – Ada ketakutan yang ditunjukkan pemerintahan Presiden
Joko Widodo terkait ancaman inflasi terhadap perekonomian dalam negeri.
Namun alih-alih memperbaiki
kebijakan dalam negeri, narasi pemerintah justru lebih banyak menyalahkan
faktor kondisi global.
"Kok tiba-tiba Jokowi, SMI
(Sri Mulyani/Menteri Keuangan) dan LBP (Luhut Binsar Panjaitan/Menko Marinvest)
menyebar ketakutan inflasi, stagflasi dengan menyalahkan faktor-faktor
internasional," kata begawan ekonomi Rizal Ramli, Sabtu (1/10).
Dibanding menyalahkan kondisi
global, Menko Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Ekuin) era Presiden Abdurrahman
Wahid atau Gus Dur ini menyarankan agar pemerintah memperbaiki
kebijakan-kebijakan dalam negeri yang salah.
Beberapa kebijakan yang dinilai
salah adalah pembangunan infrastruktur menggunakan sumber utang, hingga
kenaikan harga BBM.
"Kok ndak jujur untuk
menjelaskan bahwa risiko-risiko stagflasi itu karena kesalahan perkiraan dan
kebijakan-kebijakan Jokowi. Situ jor-joran bangun infrastruktur dengan utang
ugal-ugalan, naikkan harga BBM, listrik, pajak, BPJS dan lain-lain. Puguh saja
inflasi makanan tinggi, kok telmi (telat mikir)?" kritik Rizal Ramli.
Bagi Rizal Ramli, risiko-risiko
inflasi pangan dan stagflasi bisa dihindari pemerintah sejak lama. Salah satu
saran yang pernah disampaikan RR, sapaan Rizal Ramli adalah realokasi anggaran
strategis di saat awal Covid-19.
Saat itu, RR menyarankan agar pemerintah
memfokuskan anggaran untuk penanganan Covid-19 dan mempertahankan daya beli
masyarakat hingga menggenjot produksi pangan.
"RR juga sarankan kurangi
utang supaya ekonomi RI tidak rentan terhadap kenaikan bunga internasional
dengan cara kurangi pengeluaran APBN ugal-ugalan. Saran konstruktif tersebut
tidak didengarkan, malah sibuk bantah-bantah," tegasnya.
"Hari ini ramai-ramai,
kompak sibuk salahkan faktor internasional. Kemana aja Tong?" tandasnya.
(rmol)