SANCAnews.id – Ancaman resesi yang menghantui perekonomian
negara-negara di dunia dewasa ini sedianya menjadi sorotan pemerintah Indonesia
dalam melakukan langkah antisipatif.
Dalam hal ini, langkah taktis dan
strategis Presiden Joko Widodo (Jokowi) patut dipertanyakan di sisa akhir-akhir
masa jabatannya agar Indonesia tidak mengalami krisis.
“Apa yang bisa dilakukan Pak
Jokowi di sisa kekuasaannya?” cetus Ketua DPP Partai Demokrat Andi Arief dalam
postingan akun Twitter pribadinya @Andiarief__ dikutip Kamis (27/10).
Menurut Andi Arief, sebagai
kepala negara, langkah mantan Walikota Solo itu sangat menentukan nasib
Indonesia dalam menghadapi ancaman resesi global. Ia menyangsikan Indonesia
bisa melesat di sisa-sisa masa kepemimpinannya.
“Membawa Indonesia terbang sudah
tidak mungkin, bahkan makin terancam jadi negara gagal,” kata mantan Staf
Khusus Presiden era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.
Andi Arief menyarankan agar
Jokowi mempersiapkan diri turun dari tahta kekuasaannya dengan “mendarat mulus”
agar Indonesia tetap selamat dari ancaman krisis.
“Persiapkan saja soft landing,
itu pun tak mudah. Memaksakan Partai-Partai ikut maunya pribadi, jelas ilusi,”
tandasnya.
Sebelumnya, Presiden keenam
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memprediksi bahwa perekonomian dunia tahun 2023
mendatang akan terjadi resesi.
Namun, menurut Ketua Majelis
Tinggi Partai Demokrat itu tidak bisa memprediksi seberapa dalam dan lamanya
resesi. Tetapi yang pasti, kata dia, setiap badai pasti berlalu karena habis
gelap terbitlah terang.
“Begitulah sejarah krisis ekonomi
sejak depresi dahsyat tahun 1930an. Syaratnya, dunia dan semua negara harus
berikhtiar,” kata SBY lewat unggahan di akun Twitternya, Rabu (26/10). (rmol)