SANCAnews.id – Tokoh Pergerakan Nasional yang juga Sekretaris
Majlis Syuro Persaudaraan Alumni (PA) 212, Ustadz Slamet Ma'arif sangat
menyayangkan dan merasa prihatin adanya isu disharmonis antara Panglima TNI
Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung
Abdurrahman.
Padahal TNI adalah kebanggaan
rakyat. Sehingga TNI jangan sampai citranya dirusak karena kepentingan dan misi
politik tertentu. TNI harus solid guna menjaga pertahanan negara dari pihak
luar.
"Kita tahu TNI itu
kebanggaan rakyat, maka jangan sampai citranya dirusak karena kepentingan dan
misi politik," kata Ustadz Slamet Ma'arif di Jakarta, Minggu, 25 September
2022.
Ustadz Slamet pun meminta agar
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk tegas menjaga netralitas TNI. Jangan
ada kepentingan politik praktis sehingga aktivitas TNI saat ini menjadi
terkesan pencitraaan karena semua kegiatan TNI dipublish yermasuk urusan
internal dan privasi.
"Jangan ada petinggi TNI
yang masuk dibursa capres kemudian bawa bawa TNI untuk pencitraan dirinya.
Disaat isue disharmoni yang ditelanjangi Effendy simbolon, diperparah komentar
pengamat yang terus menambah gaduh diruang publik,tanpa peduli terhadap citra
TNI yang bisa tergaggu," paparnya.
"Koq jadi kayak banyak
buzzer yang bermunculan memperkeruh TNI ya?," imbuhnya.
Harusnya, sambung Ustadz Slamet,
Panglima dan KSAD bersama melakukan silaturahmi dengan tulus,mengajak juga
pengangamat dan tokoh. Panglima dan KSAD harus memunculkan narasi ke ruang
Publik bahwa TNI solid. Hindari kegaduhan dan narasi yang memprovokasi keutuhan
TNI.
"TNI adalah tentara rakyat
tentara pejuang, harus kita jaga wibawa dan citraanya dengan penuh tanggung
jawab, karena para pendahulu dan para senior sudah mengorbankan segalanya untuk
menjaga citra TNI," tegasnya.
"TNI tetap bersama Rakyat, Rakyat bersama TNI. Bravo TNI," tambahnya. (harianterbit)