SANCAnews.id – Serikat Petani Indonesia (SPI) menyebut, melakukan
aksi demo di Patung Kuda, Jakarta Pusat, bertujuan untuk mengingatkan
Pemerintah yang berencana memberikan lahan 9 juta hektar kepada petani.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) SPI,
Agus Ruli mengatakan redistribusi tersebut ada dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN).
"Bahwa redistribusi tanah 9
juta hektar itu ada di dalam RPJM rencana pembangunan jangka menengah. Ada 9
juta hektare itu terdiri dari 4,1 juta hektar dari kawasan hutan dan lainnya di
luar kawasan hutan," katanya kepada awak media, Sabtu 24 September 2022.
"Jadi ini yang kita ingatkan
kembali kepada Pemerintah yang tadi kita sampaikan ke Pak Heru untuk
disampaikan ke Presiden bahwa realisasinya masih sangat kurang terhadap
pelaksanaan reforma agraria dengan melakukan redistribusi tanah 9 juta hektare
itu," tambahnya.
Selain itu, pihaknya meminta
Pemerintah menyelesaikan konflik kriminalisasi pada kaum petani.
"Yang kedua untuk segera
juga diselesaikan konflik-konflik yang sekarang juga bermunculan semakin
memanas, bahkan menjadi kriminalisasi petani. Petani ada yang ditangkap, ada
yang juga misalnya rumahnya juga digusur," ungkapnya.
Dinilainya, Presiden Jokowi perlu
mengetahui kriminalisasi pada petani yang hingga kini tidak selesai.
"Nah itu yang artinya perlu
juga diketahui oleh Pak Presiden dengan keberlanjutan penyelesaian konflik yg
tidak terselesaikan itu punya potensi untuk terjadi konflik pelanggaran hak
asasi manusia di lapangan," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Partai
Buruh dengan Serikat Petani Indonesia melakukan aksi demo di kawasan Patung
Kuda, Jakarta Pusat.
Massa aksi tiba di kawasan Patung
Kuda pukul 10.45 WIB. Mereka tiba dengan dipimpin dua mobil komando.
Membawa beberapa atribut. Di
antaranya bendera bertuliskan Partai Buruh dan Serikat Petani Indonesia.
Terlihat Presiden Partai Buruh, Said Iqbal bersama jajarannya memimpin aksi tersebut. Said Iqbal memulai orasinya dalam aksi tersebut dengan membahas terkait tanah untuk petani.
"Bapak Soekarno bapak bangsa
lahirkan UU Pokok Agraria, tanah untuk rakyat, tanah untuk petani,"
katanya saat berorasi di atas mobil komando.
"Mengapa petani digusur dari
tanahnua sendiri, kenapa petani dijauhkan dari napasnya, yaitu tanah untuk
rakyat," tambahnya.
Dalam orasinya, ia menuntut tanah
9 juta hektar untuk para petani kepada Pemerintah.
"Perintah saya yang pertama
sebagai presiden partai kepada parlemen fraksi partai buruh saya akan minta 9
juta hektar akan diberikan kepada kaum petani." tandasnya. (disway)