SANCAnews.id – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengungkapkan alasan
Prabowo Subianto tidak masuk dalam bursa calon Presiden untuk di Pilpres 2024.
Salah satu alasannya karena kader tidak menginginkan Prabowo diusung menjadi
Capres PKS.
"Tidak adanya nama pak
Prabowo dalam nama-nama yang berkembang tersebut, lebih karena tidak terlalu
terpotret dalam aspirasi akar rumput saja," kata Ketua Departemen Politik
DPP PKS Nabil Ahmad Fauzi kepada wartawan, Senin (19/9).
Menurut Nabil, kader PKS ingin
ada penyegaran sosok pemimpin Indonesia mendatang. Oleh karena itu, pihaknya
beranggapan Indonesia butuh banyak figur calon pemimpin agar menambah pilihan
bagi rakyat.
"Semangatnya kan PKS ingin
ada penyegaran kepemimpinan nasional," ujar Nabil.
Meski demikian, kata Nabil, PKS
sebenarnya tidak menutup kerja sama dengan Gerindra di Pilpres 2024. PKS masih
terbuka komunikasi dengan Gerindra terkait koalisi.
"Bukan berarti kami menutup
pintu komunikasi dan kerja sama politik. Kami masih meyakini banyak
tikungan-tikungan politik di depan," ujar dia.
Dia menambahkan, koalisi partai
politik ditentukan oleh banyak faktor. Sementara, situasi politik sekarang
masih sangat dinamis.
"Masih banyak hal yang perlu
dikalkulasi untuk sampai pada kesepakatan final terkait platform dan figur yang
akan diusung," ungkap Nabil.
Diketahui, PKS mengungkapkan
sejumlah tokoh potensial yang bakal diusung pada Pilpres 2024. Ini dilakukan
setelah Musyawarah Majelis Syura (MMS) VII di Bandung pada 14-15 Agustus 2022.
Tokoh tersebut memiliki tiga
kriteria utama. Yaitu memiliki karakter nasionalis-religius, berpeluang besar
untuk menang, dan menjadi simbol perubahan untuk Indonesia yang lebih baik.
Ketua Bidang Humas DPP PKS Ahmad
Mabruri mengungkapkan, tokoh tersebut memiliki Kriteria nasionalis-religius.
Di antaranya Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY),
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno hingga Ketua Umum Partai
PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
"Nasionalis religius bisa
Anies Baswedan, Sandiaga Uno, AHY, Ridwan kamil, Muhaimin Iskandar, Airlangga
Hartarto," kata Ahmad Mabruri. (merdeka)