SANCAnews.id – Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI)
mengaku kecewa tidak mendapatkan respon Presiden Joko Widodo maupun perwakilan
istana untuk bertemu massa aksi yang menolak kenaikan harga BBM di Patung Kuda Arjuna, Jakarta Pusat, Selasa
(13/9/2022) hari ini.
Padahal, mereka sudah
menyampaikan aspirasi menolak kenaikan harga BBM sejak pagi hingga malam ini.
"Saya menyampaikan turut
berduka cita yang mendalam, sedalam-dalamnya. Aksi dari pagi sampai detik ini
tidak ada perwakilan dari pemerintah mendengarkan apa yang menjadi aspirasi
rakyat melawan hari ini," kata Ketua Umum KASBI Nining Elitor di Patung
Kuda Arjuna, Jakarta Pusat, Selasa (13/9/2022) malam.
Maka itu, Nining menilai bahwa
rezim pemerintahan Jokowi sama sekali tidak berpihak kepada rakyat kecil
termasuk buruh.
"Rezim Jokowi amin anti
terhadap rakyat bahwa rezim Jokowi - Amin sangat tidak berpihak dan tidak
mendengar aspirasi rakyat,"ungkapnya
Nining pun mengajak seluruh
lapisan masyarakat untuk terus menyuarakan penolakan terhadap kenaikan harga
BBM. Ia, mengaku KASBI bersama mahasiswa akan kembali turun aksi dengan massa
yang lebih besar pada 27 September 2022 mendatang.
"Kami akan pastikan, kami
tidak akan berhenti pada aksi di malam ini tapi kami terus akan konsolidasi
perlawanan di berbagai macam kota dan daerah," ucapnya
"Kami mengultimatum
pemerintah Joko Widodo akan turun aksi yang lebih besar pada tanggal 27
September 2022," imbuhnya.
Tuntutan Buruh dan Mahasiswa
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa
Universitas Indonesia (BEM UI) Bayu Satria Utomo yang juga ikut serta dalam
aksi tolak kenaikan harga BBM mengungkapkan total ada 3.000 mahasiswa yang ikut
serta dalam aksi sore ini.
Dia mengatakan sore tadi massa
mahasiswa dari beberapa kampus seperti UI, Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah, Universitas Trisakti, Universitas Moestopo dan 20 kampus
lainnya merapat ke Bundaran Patung Kuda Arjuna.
"Tidak hanya mahasiswa tapi
ada elemen pelajar juga," kata Bayu di lokasi.
Bayu menyebut ada 5 tuntutan yang
hendak disampaikan mahasiswa kepada pemerintah yakni menolak kenaikan harga
BBM, meminta pemerintah memakai dana APBN untuk mengatasi dampak krisis global.
Ketiga, meminta pemerintah
menyelesaikan masalah struktural terkait kenaikan harga BBM. Kemudian, mendesak
pemerintah menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok serta meminta pemerintah
menyalurkan bantuan kepada warga miskin.
Sementara itu, Nining Elitos
menyampaikan pihaknya akan menyampaikan tiga tuntutan. Yang pertama, massa
KASBI bersama mahasiswa meminta pemerintah segera membatalkan aturan kenaikan
harga BBM.
Kedua, massa KASBI dan mahasiswa
meminta pemerintah menurunkan harga sejumlah bahan-bahan pokok.
"Rakyat semakin sulit
pendapatannya semakin minim bahkan banyak kehilangan pekerjaan, kehilangan
sumber ekonomi baik di desa-desa maupun di kota," ungkap Nining kepada
wartawan.
Yang ketiga, massa juga meminta
pemerintah segera mencabut Omnibus Law serta mendesak agar revisi RKUHP
dibatalkan. (suara)