SANCAnews.id – Seiring dinaikkannya harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
bersubsidi jenis Pertalite dan Solar, serta BBM nonsubsisi jenis Pertamax pada
hari ini, ribuan buruh dan elemen rakyat lainnya akan tumpah ruah menggelar
unjuk rasa.
Hal itu ditegaskan Ketua Kongres
Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Nining Elitos kepada Kantor Berita
Politik RMOL beberapa saat lalu di Jakarta, Sabtu (3/9).
“KASBI secara tegas menolak kenaikan BBM.
KASBI yang tergabung dalam GEBRAK (Gerakan Buruh Bersama Rakyat) dan bersama
berbagai aliansi akan turun ke jalan,” tegas Nining.
Nining mengatakan, kebijakan
pemerintah menaikkan harga BBM yang menimbulkan efek domino terhadap kebutuhan
pokok rakyat sangat menambah beban rakyat, terutama buruh.
Menurutnya, jika pemerintah
menaikkan harga BBM justru itu akan berdampak buruk juga bagi pertumbuhan
ekonomi nasional.
"Situasi semakin sulit, kaum
buruh, tani dan rakyat secara umum, berbagai kebutuhan harga-harga semakin
melambung tinggi. Upah ditekan semurah-murahnya, ini akan semakin memperburuk
pertumbuhan ekonomi karena daya belia masyarakat semakin turun," sesalnya.
Atas dasar itu, Nining
mempertanyakan maksud pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden
Maruf Amin menaikkan harga BBM tersebut.
“Hati nurani pemerintah dan
wakil-wakil rakyat kelihatannya sudah tak lagi membutuhkan suara rakyat,”
tegasnya.
Adapun, mengenai rencana aksi
KASBI, Nining mengatakan saat ini pihaknya tengah berkonsolidasi antar gerakan
buruh dan lintas elemen rakyat untuk melakukan demonstrasi menolak kenaikan
harga BBM.
“Masih dalam konsolidasi bersama
sektor-sektor lain,” pungkasnya.
Berikut ini daftar BBM yang naik:
1. Pertalite dari dari Rp 7.650
per liter menjadi 10 ribu per liter
2. Solar subsidi dari Rp 5.150
per liter menjadi Rp 6.800 per liter
3. Pertamax non subsidi dari Rp
12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter. (rmol)