SANCAnews.id – Pemerintah responsif menanggapi serangan Bjorka yang membobolkan data pribadi para pejabat negara. Dengan menggandeng Mabes Polri, Pemerintah langsung memburu Bjorka. Aksi responsif ini membuat publik merasa ada modus lain pengalihan isu dari kasus Ferdy Sambo

 

Kasus pembunuhan Brigadir J dengan tersangka utama eks Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo sudah mencuri perhatian publik selama berminggu-minggu. Perlahan perhatian publik mulai teralihkan dengan adanya Bjorka yang terus menyerang pemerintah.

 

Terbaru pemerintah melakukan serangan balik dengan menetapkan pemuda Madiun sebagai tersangka. Pemuda berinisial MAH itu diduga menjadi anak buah Bjorka yang mengoperasikan Telegram Bjorkanism.

 

Pemerintah Bentuk Tim Khusus (Timsus) untuk Memburu Bjorka 

Pembahasan tentang Bjorka yang semakin memanas dan semakin meresahkan menjadikan pihak Istana turun tangan untuk mengatasi serangan dari hacker Bjorka tersebut.

 

Salah satu langkah yang diambil oleh Presiden Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo untuk memburu hacker Bjorka adalah dengan membentuk tim khusus atau timsus lintas lembaga negara.

 

Seperti diketahui, tidak hanya membocorkan data instansi pemerintahan, hacker Bjorka juga membagikan data pribadi dari kalangan pejabat pemerintah. Bahkan, peretas Bjorka juga kabarnya berhasil membobol data rahasia milik Presiden Joko Widodo.

 

Hal tersebut membuat Presiden Joko Widodo dengan segera membentuk timsus lintas lembaga. Diketahui, keputusan tersebut diambil pada saat menggelar rapat di Istana Kepresidenan pada hari Senin, (12/9/2022).

 

Berdasarkan kabar yang beredar, timsus tersebut terdiri dari lintas kementerian atau lembaga mulai dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kepolisian Republik Indonesia, hingga Badan Intelijen Negara (BIN).

 

Pemuda Cirebon Dituduh Bjorka 

Seorang pemuda yang diketahui bernama Muhammad Said Fikriansyah, warga Desa Klayan, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon dituduh sebagai sosok di balik Bjorka.

 

Pemuda berusia 17 tahun yang kesehariannya merupakan seorang editor video tersebut membantah dengan tegas bahwa dirinya adalah hacker Bjorka.

 

Said pun melakukan klarifikasi melalui akun Instagramnya tentang tuduhan yang ditujukan kepada dirinya. Said menyebut bahwa dirinya hanyalah editor video biasa. Bahkan, Said menyebut bahwa dirinya tidak pernah sekalipun mengakses dark web yang biasa diakses oleh para peretas.

 

Tetapkan Pemuda Madiun Jadi Tersangka 

Baru-baru ini, Mabes Polri menetapkan seorang tersangka dalam kasus aksi peretasan oleh username Bjorka. Tersangka yang ditetapkan oleh Mabes Polri adalah seorang pemuda asal Madiun, Jawa Timur, berinisial MAH.

 

Diketahui, pada hari Rabu, (14/9/2022), tim terpadu Polri menangkap pemuda berinisial MAH di wilayah Madiun, Jawa Timur. Ia sempat dipulangkan pada Jumat pagi, namun kembali dijemput dengan status sebagai tersangka.

 

Berdasarkan kabar yang beredar, polisi menduga bahwa MAH berperan sebagai salah satu dari kelompok Bjorka. MAH diketahui menjadi sosok penyedia channel telegram dengan nama channel Bjorkanism. Telegram tersebut digunakan untuk mengunggah informasi yang diunggah oleh Bjorka.

 

MAH sudah tiga kali membuat unggahan dalam telegram tersebut, yaitu pada tanggal 8-10 September 2022. Unggahan tersebut di antaranya yaitu bertuliskan “stop being idiot” hingga “the next leaks will come from presiden republik of Indonesia”.

 

Diketahui, motif MAH melakukan hal tersebut agar bisa menjadi terkenal dan mendapatkan uang.

 

Pengalihan Isu Ferdy Sambo 

Ramainya perbincangan tentang Bjorka menjadikan sebagian warganet berspekulasi bahwa isu Bjorka cukup mengalihkan isu Ferdy Sambo yang sebelumnya menjadi perhatian publik.

 

Seperti diketahui, sebelum adanya isu peretasan yang dilakukan oleh Bjorka, masyarakat sempat dikagetkan dengan isu pembunuhan yang didalangi oleh mantan Ketua Divisi Profesi dan Keamanan (Kadiv Propam) Polri, Irjen Ferdy Sambo, yang menewaskan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Kasus tersebut cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia pada saat itu.

 

Namun, adanya isu Bjorka membuat perhatian masyarakat terpecah dan kasus Ferdy Sambo tersebut seolah berhasil sedikit teredam di media sosial.

 

Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Syaifuddin mengingatkan publik agar tidak teralihkan fokus dari kasus besar seperti pembunuhan Brigadir J oleh Ferdy Sambo. Syaifuddin menyebut bahwa aksi Bjorka berhasil membuat lalu lintas perbincangan publik menjadi riuh, dari ruang istana, ruang universitas, hingga ruang warung kopi.

 

Ia pun kemudian meminta agar masyarakat sambil terus melihat tontonan aksi hacker Bjorka dan respons negara atas aksinya, harus tetap bisa menjaga daya nalar kritis dalam mengawal proses penyelidikan Ferdy Sambo.

 

Syaifuddin juga berharap agar masyarakat jangan sampai larut dalam perkembangan aksi hacker Bjorka hingga luput melakukan pengawasan kepada perkembangan kasus Ferdy Sambo yang masih belum juga selesai.

 

Komentar Warganet tentang Dugaan Pengalihan Isu 

Dugaan pengalihan isu dari kasus Ferdy Sambo ke kasus peretasan oleh Bjorka ini juga ramai menjadi perbincangan di kalangan warganet terutama di Twitter.

 

Tidak sedikit warganet yang menyadari bahwa kasus Ferdy Sambo seolah tenggelam karena kericuhan yang dibuat oleh peretas Bjorka baru-baru ini, yang berhasil membuat perhatian masyarakat teralihkan.

 

“Sudahlah Bjorka datang hanya untuk pengalihan isu Kasus Sambo dan BBM naik dan Pemerintah konoha sangat jago bikin sinetron drama,” ujar salah satu warganet.

 

“Gara-gara Bjorka, jadi lupa kasus Sambo sampe mana,” tambah salah satu warganet.

 

“Waspadalah, nilai urgensi data yang dibocorkan apakah memang ngaruh ke oknum yang diretas? Bisa jadi pengalih isu atau bukan tapi justru menurunkan tensi Sambo. Jadi bingung nih,” imbuh seorang warganet.

 

“Gua rasa Bjorka ini adalah bahan pemerintah untuk mengalihkan kasus, seperti Brigadir J dan kenaikan BBM. Apakah kalian tidak sadar kalo 2 kasus ini mulai hilang?,” tanya seorang warganet.

 

“Yang saya pikir si Bjorka adalah orang-orang kaum elite, yang dengan sengaja menumbalkan deni, Kominfo, agar kita lupa dengan kasus yang sudah kita kawal. Deni, Kominfo, adalah prajurit kamikaze demi keselamatan sekutunya, #lupakanBejokawalSambo,” tambah salah satu warganet. (suara)

Label:

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.