SANCAnews.id – Program Aiman mengaku mendapat bocoran data ekslusif laporan keuangan konsorsium 303. Dimana rata-rata Rp20 miliar digelontorkan tiap bulan ke oknum polisi.
Program Aiman mendapatkan data
eksklusif laporan keuangan dari konsorsium judi yang selama ini dikenal dengan
Konsorsium 303 dan dikaitkan dengan kasus Ferdy Sambo.
Dari hasil laporan keuangan ini, rata-rata Rp20 miliar digelontorkan tiap bulan ke oknum polisi. Dan sebagian besarnya diarahkan dengan kode ‘Coklat’ yang merujuk pada oknum anggota polisi. Aiman mengaku mendapatkan laporan keuangan dua bulan yakni Oktober dan November 2021 lalu.
“Data yang saya dapatkan terkait
dengan aliran uang dari konsorsium ke sejumlah oknum polisi,” kata Aiman
dilansir dari KompasTV.com, Selasa (27/9).
“Saya mendapati data, bahwa
banyak nama dari penerima uang konsorsium adalah nama-nama yang saat ini
terkena kasus etik, dan sebagian bahkan sudah disidang etik,” katanya lagi.
Meski ada banyak yang sempat
diperiksa, dan belum disidangkan, nama-nama tersebut tercatat menerima uang
dari Konsorsium.
Dana Pembelian Cerutu 70 Juta
Dari laporan keuangan Konsorsium
303 yang diperoleh Aiman, dana pembelian cerutu pada satu bulan misalnya,
jumlah total tercatat sebanyak Rp70 juta lebih.
Untuk minuman lebih dari Rp50
juta. Sementara untuk bantuan pejabat polisi untuk perjalanan ke Eropa, Rp560
juta.
Adapula tercatat, Pospol Pluit
Rp10 Juta, hingga Bantuan Kasus Rekening Medan Rp386 Juta. Entah apa maksud
dari Pemberian Pospol Pluit dan Kasus Rekening Medan ini.
Aiman mengaku mendapati sejumlah pengeluaran, sebagian besar hanya menyebut kode ‘coklat’, yang merujuk pada anggota polisi disertai dengan nama penerimanya. Kebutuhannya mulai dari tiket pesawat, bulanan, hingga kebutuhan pribadi seperti minuman dan cerutu.
“Yang jelas, total laporan
keuangan yang tertulis dari dugaan Konsorsium 303 kepada sejumlah oknum polisi
ini, rata-rata Rp20 miliar setiap bulannya, yang sebagiannya juga digunakan
tampaknya untuk kebutuhan operasional pribadi para pemegang uang di konsorsium
ini,” kata Aiman lagi.
Sebelumnya, beredar diagram
Konsorsium 303. Diagram ini, sempat ramai dibahas. Bahkan termasuk saat rapat
antara Kapolri dengan DPR Komisi III.
Sejumlah anggota DPR bersuara,
agar kasus Konsorsium 303, yang kerap dikatakan sebagai bagian dari Kerajaan
Ferdy Sambo, diusut tuntas kebenarannya.
Di akhir rapat, Kapolri, Jenderal
Polisi Listyo Sigit Prabowo, berjanji akan mengusut isu soal Konsorsium 303
yang dikaitkan dengan Ferdy Sambo.
“Saat ini kami masih mendalami,
tim Propam sedang bekerja,” kata Kapolri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta,
Rabu (24/8/2022).
IPW Angkat Suara
Atas hal ini, Ketua Indonesia
Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso, menyebutkan bahwa data ini bukanlah
kabar bohong.
“Ini bukan hoaks,” ungkap Sugeng
kepada Aiman.
Sugeng Teguh Santoso atau STS
meminta Kapolri segera menelusuri kebenaran hal ini. Menurut Sugeng,
penelusuran ini bukanlah hal yang sulit.
Karena PPATK telah mengumumkan
aliran dana judi online saja, jumlahnya Rp155 triliun per tahun. Tentu hal ini
dibarengi dengan aliran-aliran dana yang sudah dipetakan oleh PPATK.
Mengenai laporan keuangan
konsorsium juga demikian, menurut Sugeng. Sudah terbuka lebar, dan mudah untuk
menelusurinya.
Sementara itu Kadivhumas Polri
Irjen Dedi Prasetyo, saat ditanyakan soal perkembangan Kasus Konsorsium 303,
juga terkait dengan pembelian tiket pesawat jet pribadi ke Jambi oleh sejumlah
polisi dalam kasus Sambo, mengatakan masih dalam pendalaman.
“Itu bagian daripada, dari timsus
ya, khususnya dari Wabprof ya,” tutur Irjen Dedi kepada wartawan di Gedung
TNCC, Senin (19/9/2022) menanggapi laporan keuangan konsorsium 303 dengan
dugaan setoran Rp20 M ke oknum polisi ini. (pojoksatu)