SANCAnews.id – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU Yahya Cholil Staquf mengungkapkan perlu ada perbincangan dengan Pemerintahan Israel untuk membantu Palestina.
Pria yang biasa dipanggil Gus
Yahya ini pun menilai pertemuan dengan Israel adalah peluang Indonesia
membangun komunikasi untuk mempertanyakan nasib Palestina.
Tanggapan ini merupakan jawaban dari Yahya setelah Kementerian Luar Negeri membantah membangun komunikasi dengan Israel.
"Sebenarnya ini peluang
bagus untuk membuka komunikasi substansial dengan pihak Israel menyangkut nasib
Palestina. Tapi pihak Kemenlu mungkin punya kalkulasi spesifik terhadap
dinamika politik di lapangan," kata Yahya pada pesan tertulis yang
dikirimkan kepada Tempo, Senin 26 September 2022.
Pertemuan dengan Israel ini
menurutnya merupakan peluang Indonesia untuk membantu Palestina. Indonesia
menurut Yahya bisa harusnya bisa dimanfaatkan Indonesia.
"Prinsipnya, peluang ini
seyogyanya tidak disia-siakan karena Palestina sudah teramat lama menunggu
proses penyelesaian masalahnya bergerak maju," kata dia.
Meski begitu, Yahya mengatakan
bahwa kalkulasi politik apa pun yang dibuat harus diarahkan sebesar-besarnya
untuk kemajuan proses penyelesaian masalah.
"Karena tidak ada alasan
moral yang legitimate bagi kita untuk berhubungan dengan Israel selain untuk
membantu Palestina, dan menemukan jalan keluar dari kebuntuan saat ini,"
kata Yahya.
Sebelumnya, salah satu media
Israel The Jerusalem Post memberitakan adanya delegasi Indonesia di Israel yang
dipimpin seorang pejabat senior. Selain Indonesia, media itu juga mengabarkan
jika Pakistan juga mengirim utusan serupa untuk pertemuan rahasia.
"Laporan kehadiran
diplomatik dua negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia di Israel datang di
tengah pemanasan hubungan baru-baru ini antara Israel dan Indonesia,"
demikian tulis Jerusalem Post pada Selasa, 20 September 2022.
Kabar itu mengklaim, serangkaian
pertemuan, pernyataan, dan keterangan baru-baru ini dalam beberapa bulan
terakhir pada 2021 menunjukkan bahwa Israel dan Indonesia telah tumbuh lebih
dekat.
Menanggapi itu Juru Bicara
Kementerian Luar negeri RI Teuku Faizasyah menegaskan tidak ada normalisasi
hubungan diplomatik antara Indonesia dan Israel. Ia mempertanyakan kredibilitas
pemberitaan yang pertama kali dimunculkan oleh media Israel tersebut.
"Kalau dari Kementerian Luar
Negeri sebagai pengampu kebijakan luar negeri Indonesia, tidak ada
langkah-langkah, yang mengarah pada normalisasi seperti yang dituliskan media
tersebut," kata Faizasyah saat jumpa pers virtual, Kamis, 22 September
2022.
Direktur Timur Tengah Kementerian
Luar Negeri Bagus Hendraning Kobarsyih membantah kabar ada delegasi RI yang
dikirim ke Israel untuk pembicaraan rahasia.
Bagus menyatakan, kabar ini
adalah pola lama yang sering digunakan media Israel untuk framing sebuah isu
demi keuntungannya. Ia menganggap berita itu tanpa dasar dan insinuatif.
"Selama Palestina berada
dalam penjajahan Israel selama itu pula Indonesia tidak akan membuka hubungan
diplomatik dengan Israel," kata Bagus kepada Tempo, Selasa, 20 September
2022. (*)