SANCAnews.id – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) bakal menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Kamis (15/9/2022).
Koordinator Pusat Aliansi BEM SI,
Muhammad Yuza Augusti mengatakan, aksi tersebut menurut rencana akan digelar di
kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat.
"Aksi pada Kamis (15/9/2022)
mulai pukul 11.00 WIB," ujar Yuza dalam keterangannya, Rabu (14/9/2022).
Aksi demonstrasi kali ini, lanjut
Yuza, merupakan kelanjutan dari unjuk rasa yang sudah digelar sebelumnya pada 8
September 2022.
Kala itu, BEM SI mengultimatum
pemerintah untuk memenuhi tuntutan massa aksi terkait dengan pencabutan
keputusan kenaikan harga BBM.
"Aliansi BEM SI memberikan
ultimatum kepada pihak Pemerintah selama 7x24 jam di mulai sejak tanggal 8
September 2022 untuk memenuhi tuntutan," kata Yuza.
"Jika tidak dipenuhi, maka
Aliansi BEM SI akan kembali turun aksi dengan massa yang lebih banyak lagi,"
sambungnya.
Adapun tiga poin tuntutan yang
disuarakan oleh BEM SI, sebagai berikut:
1. Menuntut dan mendesak
pemerintah untuk mencabut keputusan terkait kenaikan BBM.
2. Menuntut dan mendesak
pemerintah menunda proyek strategis nasional yang tidak berdampak langsung
kepada masyarakat dan mengalihkan anggaran ke subsidi BBM.
3. Menuntut dan mendesak
pemerintah untuk menerapkan regulasi pemakaian BBM bersubsidi secara tegas.
Sebagai informasi, pemerintah
telah resmi menaikan harga BBM jenis pertalite, solar dan pertamax pada Sabtu
(3/9/2022) pukul 14.30 WIB.
Harga pertalite naik dari Rp
7.650 menjadi Rp 10.000 per liter, Solar naik dari Rp 5.150 menjadi 6.800 per
liter, dan Pertamax naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
Presiden Joko Widodo mengatakan,
pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak
harga minyak dunia.
Namun, anggaran subsidi dan
kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat tiga kali lipat dari Rp 152,5 triliun
menjadi Rp 502,4 triliun. Angka ini diperkirakan akan terus mengalami kenaikan.
Oleh karenanya, pemerintah
memutuskan mengalihkan subsidi tersebut ke masyarakat yang kurang mampu melalui
sejumlah bantuan sosial.
"Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian," kata Jokowi. (kompas)