SANCAnews.id – Massa dari Aliansi Aksi Sejuta Buruh (AASB)
berencana menggelar aksi di Istana Negara. Aksi AASB diklaim akan diikuti
sekitar 300 ribu massa yang tergabung dalam 40 elemen buruh di Indonesia.
Presidium AASB, Arif Minardi
mengatakan, pihaknya telah melakukan rapat gabungan, dan akan menggelar aksi
besar-besaran mendesak pemerintah memenuhi tiga tuntutan mereka pada 10 Oktober
mendatang.
Adapun tiga tuntutan tersebut
yakni, membatalkan kenaikan harga BBM, mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja
11/2022, dan membatalkan RUU KUHP.
“Ekonomi saat ini sangat buruk,
sebanyak 95 persen buruh tidak menyepakati UU Cipta Kerja karena pada
pembentukannya jelas-jelas melanggar sistem perundangan. Harga BBM juga kini
dinaikkan pemerintah dan telah menghimpit ekonomi masyarakat,” ucap Arif dalam
jumpa pers yang dilaksanakan di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat
(16/9).
Dia menilai, pemerintah seolah-olah
tidak menggubris demonstrasi yang dilakukan buruh selama ini. Oleh karena itu,
pada Oktober mendatang, buruh akan kembali melakukan demo besar-besaran agar
pemerintah mendengar aspirasi rakyat.
“Semua hanya semacam formalitas,
menerima aspirasi hanya manis di bibir saja. Tidak ada keseriusan dalam
menjalankan permasalahan yang terjadi,” katanya.
Di sisi lain, pihaknya meminta
Presiden Joko Widodo mundur jika tidak mengindahkan atau menjalankan tuntutan
yang diberikan para buruh nanti.
“Jika tidak didigubris atau tidak
dijalankan, maka kami menuntut Bapak Jokowi mundur sebagai Presiden Republik
Indonesia,” tutupnya. (rmol)