SANCAnews.id – Keluarga Brigadir Noffiansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J sejak awal curiga bahwa Yoshua dibunuh. Kecurigaan awal muncul saat proses penyerahan jenazah kepada keluarga yang dinilai tak profesional.

"Dari awal kami sudah curiga, dari ketika kami harus jemput jenazah anak kami sendiri ke bandara, lalu peti jenazah anak kami yang tidak boleh dibuka, itu yang membuat kami sudah mulai curiga," kata tante Brigadir J, Rohani Simanjuntak kepada detikSumut, Selasa (9/8/2022).

Jenazah Brigadir J sendiri tiba di Jambi pada Sabtu (9/7) lalu. Sehari kemudian dimakamkan. Kasus ini kemudian terekspos ke publik pada 11 Juli.

Rohani mengatakan, berulang kali beberapa petugas polisi datang ke rumah keluarga di Sungai Bahar, Muaro Jambi untuk mempengaruhi keluarga. Dia menyebut ada polisi berpangkat brigjen, kombes dan lainnya datang seperti ingin menutup-nutupi kasus itu.

"Gimana kami tidak curiga kan, dari datangnya jenderal bintang satu itu ke Jambi lalu sekelas kombes itu juga, dan sampaikan pendapatnya yang kemudian terbantahkan dengan temuan luka yang kami dapatkan," ujar Rohani.

Bahkan, keluarga juga merasa janggal sejak awal adanya kasus tembak menembak maupun tindakan dugaan pelecehan yang dilakukan Yoshua kepada istri Irjen Ferdy Sambo dari luka yang ada di tubuh anaknya itu.

"Mana mungkin anak kami tewas kalau luka-lukanya seperti itu disebut tembak menembak. Makanya dari awal kami sudah curiga semua yang disampaikan atas kematian anak kami ini," sebut Rohani.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut ada sejumlah dugaan tindakan tidak profesional dari personel Polri terkait kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. Salah satunya saat menyerahkan jenazah Brigadir Yoshua kepada keluarganya di Jambi.

Hal itu disampaikan oleh Kapolri Jenderal Sigit dalam konferensi pers penetapan tersangka terhadap Irjen Ferdy Sambo di kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yoshua.

Selain saat penyerahan jenazah, tindakan tidak profesional diduga terjadi saat penanganan dan olah TKP awal di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.

"Tindakan yang tidak profesional pada saat penanganan dan olah TKP serta tindakan-tindakan tidak profesional lain pada saat penyerahan jenazah almarhum J di Jambi," ujar Sigit di Mabes Polri, Selasa dikutip dari detikNews (9/8/2022). (dtk)


Label:

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.