SANCAnews.id – Kasus tewasnya Brigadir J atau
Nofriansyah Yosua Hutabarat masih bergulir hingga kini. Komnas HAM turut andil
dalam penyelidikan bersama Tim Khusus Gabungan yang dibentuk oleh Kapolri
Jenderal Listyo Sigit untuk mengusut tuntas kasus tersebut.
Beberapa fakta yang telah ditemukan oleh Komnas HAM dari
proses penyidikan diduga temuan tersebut diragukan oleh pihak kuasa hukum dari
Brigadir J, salah satunya hasil penelusuran video CCTV.
Kuasa Hukum Brigadir J Ragukan Temuan Komnas HAM
Tim Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J, Mansur Febrian di acara
Apa Kabar Indonesia Malam, TvOne pada Sabtu, (30/7/2022) mengungkapkan banyak
pertanyaan yang ditujukan kepada Komnas HAM terkait hasil video CCTV beserta sejumlah
bukti lainnya yang telah dikumpulkan.
“Berdasarkan informasi yang kami himpun ada komunikasi dengan
keluarga pukul 22.40 WIB. Kapan terjadi tembak-menembaknya? Kapan terjadi
pelecehan seksualnya? Sebenarnya CCTV tanggal berapa yang diperiksa,” kata
Mansur.
Sementara itu, hadir pula narasumber lainnya dalam sambungan
video call yaitu Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ahmad
Taufan Damanik yang menjelaskan bahwa pihaknya menerima rekaman CCTV pada
tanggal 8 Juli 2022, yakni pada hari kejadian itu berlangsung.
“Kalau saudara Mansur punya data lain ayo datang ke kantor
kami, kita cross check bareng-bareng,” ucap Taufan pada kesempatan tersebut.
“Kalau tidak percaya ya silahkan, apa yang kami katakan itu
berdasarkan apa yang kami ambil,” lanjutnya.
Pihaknya menilai lontaran pertanyaan tersebut telah
memojokkan Komnas HAM yang dinilai sangat tidak mendasar dalam menelusuri bukti
terkait kasus Brigadir J. Taufan mengakui bahwa Komnas HAM juga menggunakan
ahli yang sangat independen.
“Apakah terjadi pelecehan? Belum pasti. Apakah terjadi
tembak-menembak? Belum tentu. Perlu kejernihan kita untuk mendapatkan kejelasan
dari kasus ini,” jelas Taufan.
Serahkan Kasus Pada Penyidik Hukum
Selain itu, dirinya juga mengatakan untuk menentukan
seseorang benar atau salah dalam kasus tersebut hanya tergantung kepada
penyidik hukum.
Perihal salah satu ajudan Irjen Ferdy Sambo yang belum
diperiksa, Taufan menjelaskan bahwa saat itu ajudan tersebut sedang berhalangan
hadir dan berada di Magelang.
Dirinya juga menambahkan bahwa pemeriksaan akan terus
berlanjut. Selain ajudan pemeriksaan juga akan dilakukan pada asisten rumah
tangga dan security sipil yang bertugas di rumah tersebut.
“Yang kemudian akan meneruskan lagi soal jejak digital tidak
digital, yang tempo hari saya katakan baru sesi pertama, komunikasi di antara
para pihak itu pak Sambo, istrinya, Almarhum Yosua, Bharada E dan lain-lain itu
semua an baru dikasih seldamnya, belum apa isinya. Kalau itu tidak bisa dibuka
memang kesulitan yang tadi saya katakan titik hitam karena tidak ada CCTV yang
bekerja di rumah dinas itu,” ujarnya.
Kini Komnas HAM mengaku hanya tinggal memanggil Irjen Ferdy
Sambo tetapi untuk Putri Candrawathi harus mengikuti prosedur karena mendapat
informasi, ada penasihat psikologinya.
Oleh karena itu, Komnas HAM harus terlebih dahulu
mengumpulkan bahan dan data informasi yang kuat.
“Tapi kita kumpulkan ini barang-barang bukti informasi baru
kami masuk ke titik yang menurut kami krusial, tanpa didukung oleh data
informasi yang kuat kami akan sulit untuk membuka masalah ini. Kami meminta
Kapolri untuk mengumpulkan semua bukti itu,” pungkasnya.
Selain itu, pada kesempatan lainnya, kuasa hukum keluarga
Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak meragukan keaslian CCTV tersebut serta
mempertanyakan apakan CCTV tersebut telah diuji oleh digital forensik ataupun
tidak.
“Tanggapan kita soal Komnas HAM agar lebih teliti. Jadi bukti
elektronik diuji dulu keasliannya, apakah itu asli atau editan, apakah betul
sudah diuji betul oleh digital forensik. Karena saya dulu sejak SD (umur 9
tahun) sudah bisa lihat perbedaan sudah di edit atau belum. Artinya video
tersebut harus uji dulu oleh digital forensik,” ungkap Kamaruddin dalam
keterangannya, Senin (1/8/2022).
Pihaknya meragukan hasil temuan dari Komnas HAM tersebut. Ia
melanjutkan bahwa dalam temuan tersebut, Ferdy Sambo tidak ada di rumah saat
insiden penembakan terjadi. (tvOne)