SANCAnews.id – Kapolda Metro Jaya, Fadil Imran, saat ini turut jadi
perbincangan publik lantaran diduga terlibat dalam skenario Ferdy Sambo atas
kasus pembunuhan berencana Brigadir J.
Terkait hal itu, ahli Hukum dari
LQ Indonesia Lawfirm, Alvin Lim, secara tegas meminta Kapolda Metro Jaya, Fadil
Imran untuk mundur dari jabatannya.
Hal tersebut diungkapkan Alvin
Lim dalam perbincangannya di kanal YouTube Refly Harun pada 23 Agustus 2022.
Alvin Lim membeberkan bahwa Irjen
Fadil Imran diduga sudah mengetahui skenario yang dibuat oleh Ferdy Sambo sejak
awal.
Ia berpendapat bahwa berdasarkan
dari segi normatif hukum, aturan sudah jelas, apabila ada pidana lapor ke
polisi, maka pihak polisi tersebut wajib olah TKP secara langsung.
"Nah, ketika lapor itu
seharusnya wajib langsung olah TKP pasang police line. itu tidak dilakukan.
Tidak dilakukan proses hukum acara yang benar ketika itu terjadi," jelas
Alvin Lim.
Menurutnya, pemimpin yang baik
seharusnya datang ke lokasi TKP saat terjadi ada tindak pidana untuk mengungkap
kasus tersebut.
Bahkan, Alvin Lim mengatakan
bahwa kasus pembunuhan berencana Brigadir J adalah kasus super luar biasa.
Pertama, karena pembunuhan
berencana dengan ancaman hukuman mati. Kedua, pembunuhan berencana Brigadir J
terjadi di rumah seorang jenderal.
Alvin Lim juga menegaskan bahwa
dua hal itu sudah seharusnya sebagai Kapolda untuk turun melihat langsung kasus
yang sebenarnya terjadi.
"Terlepas ini mau Fadil
Imran atau siapa, kapolda yang hebat yang baik dan benar adalah dia akan
langsung terjun ke lapangan. Dia mau tahu seberapa besar demiss-nya,
penyebabnya apa, kerugiannya apa, siapa pelakunya kira-kira karena dia juga
pasti harus mengerti antisipasi media pasti akan viral," ungkap Alvin Lim.
Menurutnya, kalau kasus besar
seperti pembunuhan berencana Brigadir J terjadi di luar negeri, maka polisi
yang terseret namanya sudah pasti mengundurkan diri.
"Ini kalau di luar negeri di
Jepang atau di Amerika, yang mana etiknya sudah tinggi, itu Kapolda-nya pasti
sudah langsung resign. Itu karena punya etik yang tinggi," jelas Alvin
Lim.
"Seharusnya dia mundur.
Kalau di Indonesia kagak ada kayak begitu mundur. Kapolri harus tegas cut Fadil
Imran," sambungnya.
Selain itu, Alvin Lim juga
mengatakan Kapolda Metro Jaya Fadil Imran tidak memiliki prestasi dalam
menindak kasus pidana.
Alvin Lim pun mencontohkan salah
satu kasus yang dinilai tidak berjalan sesuai dengan hukum.
"Investasi bodong itu
satupun nggak ada yang jalan di Polda Metro Jaya pak. Mahkota 7,5 triliun
satupun nggak ada yang jalan," ungkap Alvin Lim.
"Nah, ini loh maksud saya,
jadi pas masih dalam penanganan kasus pidana kalau menurut saya pak Fadil Imran
itu nggak ada prestasinya," kata Alvin Lim.
Merespons analisis Alvin Lim,
Refly Harun pun kemudian menimpali bahwa posisi Fadil Imran sangat kuat.
Hal itu dibuktikan dari
pernyataan Kabid Humas yang tidak membenarkan ketika ada spekulasi yang
menyatakan Fadil Imran diperiksa.
"Kesannya, seolah-olah
terkesan kok Kapolda kuat banget ya. Bukan soal suka atau tidak suka. Kita
bicara sesuatu pada tempatnya lah. kasusnya luar biasa, tapi dia tetap saja di
situ," jelas Refly Harun.
Selain itu, Alvin Lim pun
mengatakan bahwa dari sisi politik, di dalam kepolisian dibagi dari beberapa
faksi.
Menurutnya, selain Kapolri dan
Ferdy Sambo ada dua raja kecil, yaitu Fadil Imran dan Nico Afinta yang sekarang
menjabat Kapolda Jatim.
Oleh sebab itu, Alvin Lim
menegaskan bahwa Kapolri Listyo Sigit Prabowo belum tentu berani karena dua
orang tersebut adalah 'Kapolri-Kapolri' kecil secara politik. (storiloka)