SANCAnews.id – Politikus Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP), Ruhut Sitompul kembali menuai kontroversi.
Kali ini, Ruhut Sitompul mengomentari Anies Baswedan yang
menggunakan bahasa Arab saat akad nikah putrinya, Mutiara Annisa Baswedan
dengan Ali Saleh Alhuraiby di Ancol, Jakarta Utara pada Jumat lalu (29/7).
"Komentar Ruhut rasis," kata Ketua Relawan
Kesehatan (Rekan) Indonesia Agung Nugroho dalam keterangannya, Minggu (31/7).
Agung menilai komentar Ruhut tersebut menunjukkan yang
bersangkutan tidak kecerdasan sama sekali.
Melalui akun Twitter-nya Ruhut merespon Anies Baswedan yang
menikahkan putrinya dengan menggunakan bahasa Arab.
Ruhut menyindir Anies Baswedan yang mengaku orang asli
Yogyakarta, namun ternyata menggunakan bahasa Arab.
“Baru aku ta’u yang suka ngaku-ngaku asli Jogya itu,
bahasanya Bahasa Arab,” kata Ruhut Sitompul melalui akun Twitter
@ruhutsitompul.
Agung melanjutkan, cuitan Ruhut tersebut lebih didominasi
oleh tendensius semata kepada Anies Baswedan. Sehingga Ruhut mengkomentari
sesuatu yang dia sendiri tidak memahami terkait tata cara akad nikah dalam
agama Islam.
Agung menekankan, dalam Islam diperbolehkan melangsungkan
akad nikah menggunakan lafaz dalam bahasa Arab seperti yang dilakukan Nabi
Muhammad ketika menikahkan Ali dan Fatimah.
Namun Islam juga meringankan bagi yang tidak mampu
menggunakan lafaz dalam bahasa Arab dengan menggunakan bahasa yang dimengerti
oleh pihak yang menikahkan dan pihak yang dinikahkan.
"Perlu ditanya ke Ruhut apakah orang Jogja yang Muslim
tidak boleh menggunakan bahasa Arab dalam aktivitas apapun? Apalagi kalimat
yang diucapkan Anies adalah kalimat kebaikan," kata Agung.
Agung mengingatkan Ruhut Sitompul agar mengakhiri politik adu
domba yang bisa menyebabkan perpecahan di masyarakat. Apalagi Ruhut adalah
tokoh partai politik yang seharusnya memberikan keteladanan bagaimana persatuan
dan hidup rukun itu bisa terwujud terus di bumi Indonesia.
"Cukup sudah cebong kampret, kadrun kodok yang selama 10
tahun ini hanya menghasilkan opini dan perdebatan yang tidak produktif di
masyarakat," demikian Agung. (rmol)