SANCAnews.id – Sudah menjadi hal wajar jika
silaturahmi Idulfitri Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke kediaman Ketua
Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri di Jakarta memunculkan banyak spekulasi di
kalangan politisi.
Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak), Lieus
Sungkharisma mengatakan, spekulasi itu menjadi semakin wajar karena Prabowo
sebelum bertemu Megawati, juga menemui Presiden Joko Widodo di Istana NEgara
Yogyakarta.
“Meski Pak Prabowo mengaku pertemuannya dengan Presiden
Jokowi cuma bersilaturrahmi dan berbincang ringan sambil makan bakso, opor dan
tempe bacem, tapi kita tidak bisa menutup munculnya macam-macam anggapan atas
apa yang tersembunyi di balik pertemuan itu,” ujar Lieus kepada wartawan,
Selasa (3/5).
Pasalnya, kata Lieus, apa yang berlangsung di Yogyakarta itu
bukan hal yang biasa. Pasalnya, selama ini Presiden Jokowi selalu berlebaran
dan menerima kunjungan para menteri di Jakarta dan di kediamannya di Solo.
"Tapi kini dia malah Sholat Ied dan berlebaran di Yogya.
Ditambah pula, hanya Menhan Prabowo Subianto yang diterimanya di hari lebaran
pertama itu. Tentu ini pasti ada apa-apanya,” katanya.
Lanjut Lieus, usai bertemu Presiden Jokowi, Prabowo langsung
terbang ke Jakarta dan bertemu Megawati Soekarnoputri.
“Menurut saya ini hal yang tidak biasa. Apalagi jika
dikaitkan dengan pernyataan mantan Kepala BIN, Syamsir Siregar yang meminta
masyarakat memperhatikan situasi setelah lebaran,” jelas Lieus.
Sama dengan kunjungannya ke Presiden Jokowi, kata Lieus lagi,
Prabowo juga mengaku kedatangannya ke kediaman Megawati adalah untuk
bersilaturrahmi dalam rangka lebaran Idul Fitri.
Dia menengarai pasti ada agenda amat serius yang dibicarakan
ketiga tokoh tersebut di balik silaturrahmi Idulfitri tersebut.
“Semoga yang dibicarakan mereka menyangkut hajat hidup rakyat
dan terkait dengan hal-hal penting terkait kehidupan berbangsa dan bernegara,”
harap Lieus.
Apalagi, tambah Lieus, Prabowo Subianto sendiri hanya
mengatakan dirinya dan Presiden Jokowi optimistis menghadapi tahun yang akan
datang tanpa menjelaskan apa yang dimaksudkannya dengan optimistis itu.
Disinggung apa bentuk riil dari harapannya itu, Lieus
mencontohkan sejumlah isu dan kegaduhan politik yang berkembang akhir-akhir
ini.
“Ya, dari soal kenaikan harga-harga sampai reshuffle menteri
dan pembantu presiden yang suka buat gaduh itu,” pungkasnya. (rmol)