SANCAnews.id – Pesan Idulfitri 1 Syawal 1443 H disampaikan
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir melalui sebuah video
berdurasi 8.24 menit. Muhammadiyah sendiri telah mengumumkan akan bahwa
Idulfitri jatuh pada hari Senin (2/5).
Dalam video itu, dia menyampaikan harapan agar rangkaian
ibadah puasa selama sebulan penuh bisa mengubah manusia menjadi insan yang
bertakwa dan meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat dalam ridha Allah
Swt.
“Mohon maaf atas segala khilaf di Hari Raya yang sarat makna
bagi semua. Taqabbala-Llahu minna wa minkum. Semoga puasa serta ibadah Ramadan
dan Idul Fiitri bagi setiap muslim yang menjalankannya diterima di sisi Allah
Swt,” ujarnya sebagaimana video yang diterima redaksi, Minggu (1/5).
Haedar berharap, Ramadan dan Idulfitri menjadi jalan baru
kerohanian dalam meningkatkan iman dan takwa kepada Allah, serta memancarkan
kesalehan dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk bisa menampilkan keteladanan
diri dalam perilaku dan pengamalan keagamaan yang mendamaikan, menyatukan,
mencerdaskan, memajukan, mencerahkan, dan kebajikan utama rahmat segenap alam.
Selama sebulan penuh ditempa agar mengontrol segala sisi
nafsu, Haedar berhadap Idulfitri bisa membuat perbedaan dalam praktik ibadah
semakin memperkaya toleransi atau tasamuh yang tulus dengan mengedepankan
ukhuwah seluruh umah.
“Serta terbebas dari ananiyah hizbiyah (egoisme kelompok)
yang dapat mengoyak rumah keragaman miliki bersama,” sambungnya.
Tidak hanya itu, pesan khusus juga disampaikan Haedar kepada
para pemimpin negeri ini. Dia mengimbau agar para pemimpin negeri dan tokoh
umat tidak berhenti menebarkan mozaik ilmu dan hikmah yang tinggi dalam
mengayomi segenap umat dan warga bangsa dengan sikap adil, ihsan, dan teladan.
“Hindari sikap berat sebelah, menebar resah dan pecah belah,
agar kehidupan bersama semakin cerah bertabur berkah dan terhindar dari
musibah,” tegasnya.
Terakhir, Haedar Nashir mengajar umat menggerakan kearifan
hidup bersama sebagai rohani berbangsa. Indonesia dengan segala keragamana
agama, suku, ras, golongan, dan kekayaan alam niscaya dirawat disertai nilai
luhur yang utama.
Menurutnya, bersatu dalam kebhinnekaan dan berbhinneka dalam
kesatuan akan menjadikan Indonesia utuh dan maju. Sebaliknya, berpecah dan
menebar masalah hanya akan menjadi sumber fitnah dan musibah di tubuh bangsa
tercinta.
Karena itu, segenap warga bangsa seharusnya belajar memberi
dan menerima, menghilangkan kemudaratan dan mendatangkan kemaslahatan, menahan
dengki dan merekat kasih persaudaraan, membuang egoisme pribadi dan merawat
keluhuran etika.
“Dia (Allah) memberikan hikmah kepada siapa yang Dia
kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan
yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang
yang mempunyai akal sehat,” tutur Haedar mengutip QS. Al Baqarah ayat 269. (rmol)