SANCAnews.id – Pertemuan Presiden Joko Widodo dan
Gubernur Anies Baswedan di Sirkuit Formula E hari Senin kemarin (25/4)
diharapkan dapat meredakan ketegangan politik yang berkembang di tengah
masyarakat.
Tetapi, pakar komunikasi publik Prof. Henry Subiakto
kelihatannya memilih untuk tetap memanaskan suasana. Dalam cuitannya di akun
Twitter pribadi, @henrysubiakto, ia mengatakan, Anies baswedan sosok nasionalis
yang karena ingin berkuasa menggandeng kelompok penunggang agama. Bahkan, Anies
tidak dapat dipisahkan lagi dengan mereka.
Anis dulu memang pendukung Jokowi. Anis itu aslinya
nasionalis yang menghormati tenun kebangsaan. Tapi karena ingin berkuasa,
diapun menerima saat didukung dan digandeng para penunggang agama,” tulisnya
Selasa pagi (26/4) sebagai respon atas sebuah pemberitaan mengenai pertemuan di
Sirkuit Formula E itu.
“Anispun jadi identik dan sulit dilepaskan dari kelompok
mereka. Bahkan jadi simbol perjuangan politik agama,” sambung Prof. Henry
Subiakto.
Aktivis Kolaborasi Warga Jakarta (KWJ) Andi Sinulingga
berusaha untuk menengahi pernyataan Prof. Henry Subiakto itu dengan
mengingatkan bahwa Jokowi juga menerima Maruf Amin menjadi wakil presiden.
Padahal Marif Amin sebelumnya dikenal sebagai salah seorang tokoh penting
kelompok 212.
“Jokowi dan @henrysubiakto juga menerima Maruf Amin jadi
wapres, tokoh penting yang Anda katakan kelompok politik agama. Pilpres 2019
Jokowi jelas memainkan politik agama dengan bersekutu pada tokoh penting 212.
Bahkan sejak Pilpres 2014 politik berbau agama juga diperankan oleh Jokowi,”
tulis Andi Sinulingga merespon Prof. Henry Subiakto.
Andi Sinulingga juga dengan bijak mengingatkan Prof. Henry
Subiakto untuk malu dengan cuitannya tersebut.
“Sebagai profesor seharusnya Anda malu dengan cuitan Anda itu
@henrysubiakto,” demikian Andi Sinulingga. (rmol)