SANCAnews.id – Penolakan mayoritas masyarakat terhadap upaya-upaya penundaan pemilu, yang puncaknya terjadi pada aksi mahasiswa di depan Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (11/4), dipicu oleh gelagat satu aktor di pemerintahan.

 

Menurut Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, aktor pemicu gelombang aksi mahasiswa ialah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

 

Pasalnya dia menilai, ketika Luhut muncul ke permukaan untuk mengkampanyekan isu penundaan pemilu penolakan dari masyarakat menjadi begitu besar.

 

"Jadi sebenarnya Pak Luhut bukanlah yang pertama dalam gerakan ini yang sudah berjalan hampir setahun lalu. Artinya eskalasinya sudah terbangun," ujar Rico kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (16/4).

 

Selain itu, Rico belakangan melihat aksi BEM Universitas Indonesia (UI) menuntut Luhut membuka big data yang diklaim mendukung penundaan pemilu, menjadi salah satu eskalasi reaksi.

 

Apalagi menurut Rico, kondisi ekonomi nasional yang dikerjakan pemerintah saat ini, dianggap masyarakat tak cukup menyejahterakan. Sehingga kegelisahan terhadap rezim akhirnya pecah.

 

"Eskalasi reaksinya seperti ledakan, karena bara penolakan sudah lama tapi seperti nyala dalam sekam, tertahan. Beriringan dengan beratnya tekanan ekonomi, dengan kenaikan harga-harga, meledaklah itu semua," demikian Rico. (*)


Label:

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.