SANCAnews.id – Utang negara sudah makin
membengkak karena mencapai Rp 7000 triliun. Fakta capaian utang di pemerintahan
Presiden Joko Widodo ini mendapat respons dari berbagai kalangan, diantaranya
Himpunan Mahasiswa Al Washliyah.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (PP
HIMMAH), Abdul Razak Nasution kembali menegaskan bahwa dengan jumlah utang
sebesar itu makin menguatkan alasan agar pembangunan proyek Ibu Kota Negara
(IKN) di Penajem Pasir Utara Kalimantan Timur harus dibatalkan.
"PP HIMMAH menolak pemindahan IKN karena pemerintah
sampai hari ini terus memperbesar utang yang akan berdampak dengan
rakyat," jelas Abdul razak kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu
(3/4).
Razak menambahkan,kondisi negara sudah darurat. Jumlah utang
yang mencapai Rp 7000 triliun mengakibatkan krisis ekonomi makin luas dan
mendalam.
"Harga pangan naik, pajak naik sementara kondisi
masyarakat dampak pandemi covid 19 belum selesai di tambah lagi ini,"
demikian kritikan Razak.
"Agenda nasional yang akan memulai proyek pembangunan
Ibu Kota Negara yang dimulai tahun ini sebaiknya dibatalkan," tegasnya.
Ia mengaku khawatir kalau dalam kondisi seperti saat ini IKN
tetap dilanjutkan maka negara semakin hancur. Ia mengaku khawatir akan terjadi
gejolak sosial.
"Apabila terus begini, gejolak sosial akan timbul,"
pungkasnya.
Berdasarkan informasi di laman APBN KiTa Kementerian
Keuangan, data terbaru atau per 28 Februari 2022, utang pemerintah sudah
menembus Rp 7.014,58 triliun. (*)