SANCAnews.id – Penilaian kepuasan publik terhadap kinerja Wakil Presiden Ma'ruf Amin menurut survei Indikator Politik Indonesia cukup rendah, yakni hanya mencapai 45,2 persen saja. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, angka itu terpaut cukup jauh dengan penilaian Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang mencapai 60 persen.

 

"Jarak antara Jokowi sebagai presiden dengan Ma'ruf sebagai wakilnya itu lebar. Kalau ditotal hanya 45,2 yang puas terhadap kinerja Ma'ruf. Jadi gap-nya lumayan antara 60 sama 45 persen," ujar Burhanuddin dalam webinar, Selasa, 26 April 2022.

 

Survei IPI ini dilakukan pada 14-19 April 2022 dengan mewawancarai secara langsung 1.220 orang yang terpilih dengan metode acak sederhana dari seluruh Indonesia. Responden adalah mereka yang berusia di atas 17 tahun dan telah memiliki hak pilih. Muhtadi mengklaim survei kali ini memiliki margin of error sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

 

Burhanuddin mengatakan jarak antara hasil penilaian kinerja Jokowi dengan Ma'ruf Amin bukan kali ini saja terjadi. Pada survei sebelumnya, persentase penilaian kinerja Ma'ruf kerap terpaut 10-15 persen dengan penilaian Jokowi.

 

Namun, Burhanuddin menolak jika hal ini disebabkan jabatan wakil presiden berada di bawah jabatan presiden.

 

"Jadi ini bukan soal jabatan. Dulu zaman SBY-JK atau Jokowi - JK, itu jaraknya tidak sejauh sekarang. Jadi ini bukan soal jabatan wapres. Tapi kalau kita lihat kan figur Ma'ruf ini low profile, lebih banyak di belakang layar," kata dia.

 

Burhanuddin menduga, rendahnya tingkat kepuasan terhadap kinerja Ma'ruf karena banyak program mantan Ketua MUI itu yang tidak terekspos di media. Padahal, menurut dia, Ma'ruf banyak melakukan pekerjaan dan menghasilkan kebijakan untuk kepentingan publik.

 

"Kita jarang melihat Ma'ruf di depan publik, mungkin Ma'ruf Sudah melakukan banyak hal, tapi publik tidak tahu," kata Muhtadi.

 

Dalam survei ini, IPI juga menyatakan bahwa kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi secara umum terus mengalami penurunan. Secara keseluruhan, Burhanuddin mengatakan tingkat kepuasan masyarakat terhadap Jokowi hanya berada di angka 59,9 persen. Sementara masyarakat yang merasa kurang puas 30,5 persen dan tidak puas sama sekali 8,1 persen atau jika ditotal ada 38,6 persen.

 

"Memang lebih banyak yang puas, tapi tren kepuasannya terus mengalami penurunan," kata dia.

 

Burhanuddin menerangkan, pada bulan Januari 2022 tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi sempat menyentuh angka 75,3 persen. Nilai tersebut merupakan rekor terbesar yang dia capai selama menjabat sebagai presiden sejak tahun 2014. Merosotnya kepuasan ini, menurut Indikator Politik Indonesia, tak lepas dari permasalahan mahal dan langkanya minyak goreng yang berlarut-larut plus kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). (tempo)


Label:

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.