SANCAnews.id – Hasil survei lembaga Indikator
Politik Indonesia (IPI) menunjukkan adanya penurunan kepuasan publik terhadap
kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi karena mahalnya harga
bahan pokok. Kantor Staf Presiden (KSP) mengakui kalau kondisi yang dijalankan
saat ini tidaklah mudah.
Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan RI Juri Ardiantoro
mengatakan bahwa tekanan ekonomi global sangat berpengaruh terhadap ekonomi
dalam negeri, termasuk menyebabkan kenaikan harga sejumlah komoditas. Ia
menyebut pemerintah juga melakukan berbagai langkah untuk mengendalikan
lonjakan kenaikan harga barang-barang.
"Salah satu yang dilakukan pemerintah dengan
mempertahankan subsidi untuk beberapa komoditi," kata Juri di gedung Bina
Graha Jakarta, Rabu (27/4/2022).
Kendati demikian, Juri menyampaikan bahwa pemerintah bekerja
keras untuk mengatasi kesulitan masyarakat dengan berbagai skema bantuan
sosial. Skema bantuan sosial tersebut mulai dari bantuan sembako, BLT minyak
goreng, Bantuan Subsidi Upah (BSU), hingga Bantuan Presiden (Banpres) untuk
UMKM.
“Di saat yang sama pemerintah juga membuat kebijakan untuk
mempercepat pemulihan ekonomi,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Juri juga menyampaikan
apresiasinya terhadap hasil survei yang sudah dilakukan beberapa lembaga soal
kepuasan kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Survei merupakan bagian dari masukan kepada pemerintah
untuk introspeksi dan meningkatkan kinerja," ucap Juri.
Lembaga survei IPI kembali merilis hasil surveinya pada
Selasa (26/4/2022). Hasil survei yang dilakukan pada 14-19 April tersebut,
menunjukkan tren penurunan pada tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintahan
Jokowi.
Jika pada awal Januari 2022, tingkat kepuasan terhadap
kinerja Jokowi menyentuh angka 75,3 persen, kali ini turun di angka 59,9
persen.
IPI menyebut, menurunnya kepuasan masyarakat karena mahalnya
harga bahan pokok. Dalam survei disebutkan, 36,6 persen masyarakat meminta
Jokowi menstabilkan harga bahan pokok, khususnya minyak goreng dan BBM. (suara)