SANCAnews.id – Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi menyayangkan adanya informasi yang mengatakan adanya ribuan teroris Negara Islam Indonesia ( NII ) di Sumbar. Menurutnya, informasi tersebut butuh penjelasan agar tidak bias di masyarakat.

 

“Terkait informasi itu, kan informasinya dari Kepolisian. Biarkan (polisi) menjelaskan sehingga tidak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan sehingga muncul pendapat bias,” sebut Mahyeldi menyikapi informasi ribuan teroris NII berada di Sumbar, Selasa (19/4).

 

Dikatakannya, Negara Islam Indonesia pusatnya bukan di Sumbar. Kenapa pula beredar isu kalau di Sumbar ada ribuan teroris NII. Untuk itu, menjadi pertanyaan, kenapa informasi itu muncul setiap tahun dan diarahkan ke Sumbar.

 

“Sepengetahuan saya, NII tidak di Sumbar. Pusatnya bukan disini, daerah lain. Kenapa pula dikatakan pusatnya disini? Banyak yang bias, dengan adanya informasi itu. Perlu kejelasan. Apalagi ada yang mengatakan mereka akan menggulingkan pemerintah,” jelas Mahyeldi heran.

 

Untuk itu, Mahyeldi minta kepada yang berkepentingan bisa menjelaskan informasi tersebut. Sehingga tidak menumbulkan pertanyaan-pertanyaan di kalangan masyarakat.

 

Alasannya, tudingan itu sangat jauh berbeda dengan kondisi Sumbar dari yang diinformasikan. Sejumlah pendiri bangsa berasal dari Sumbar.

 

Menurutnya, setiap tahun Sumbar memang diposisikan seperti itu. Bahkan, bukan hanya kali ini saja Sumbar mendapatkan tuduhan yang bernada miring.

 

“Sebelumnya kan muncul, daerah-daerah di Sumbar dikatakan intoleran. Seperti Padang Panjang, Padang Pariaman dan Kota Padang daerah intoleran. Kemudian muncul ribuan teroris, kan beriringan,” ujarnya,

 

Untuk informasi intoleran, Mahyeldi meminta pemerintah untuk menertibkan NGO yang menyebarkannya. Karena informasi tersebut juga meresahkan masyaraat.

 

“Ini setiap tahun ada. Masa Padang Panjang, Padang Pariaman ada intoleran, NGO seperti ini tidak hanya merusak. Dulu mengatakan tidak islami. Kemudian ada indek demokrasi, intoleran,” terang Mahyeldi.

 

Diharapkannya, lembaga yang tidak dimiliki pemerintah, tapi bebas menyebarkan pendapat mereka. Lembaga seperti tidak dibiarkan demikian saja, tidak memicu bias, dan pendapat yang lain juga bias.

 

Sebelumnya, diinformasikan Kepolisian Republik Indonesia (Polri), menyebut ada sebanyak 1.125 orang teroris kelompok Negara Islam Nusantara (NII) berdiam di Sumbar. Mereka tersebar di Kabupaten Tanah Datar dan Dharmasraya.

 

Dari 1.125 tersebut, sebanyak 400 orang di antaranya diketahui berstatus sebagai personel aktif. Sisanya sudah dibaiat yang siap diaktifkan kapan saja.

 

“Dengan anggota mencapai 1.125 anggota. Di mana sekitar 400 orang di antaranya merupakan personel aktif. Dan, selebihnya nonaktif atau sudah berbaiat, namun belum aktif dalam kegiatan NII, yang sewaktu-waktu bisa diaktifkan kembali apabila perlu,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.

 

Ramadhan merinci, dari 1.125 anggota NII itu sebanyak 833 orang ada di Kabupaten Dharmasraya. Sisanya 292 anggota berada di Kabupaten Tanah Datar.

 

Lebih lanjut, Ramadhan mengatakan jaringan NII sudah tersebar luas di Indonesia. Sebab, anggota NII ini tidak hanya ada di Sumbar, tapi juga di DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, hingga Maluku.

 

Hingga saat ini ada 16 tersangka teroris jaringan NII yang ditangkap di Sumbar. Densus 88 turut mengamankan sejumlah barang bukti dari penangkapan tersebut. (hrs)


Label:

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.