SANCAnews.id – Narasi yang diungkap oleh penyidik
Datasemen Khusus (Densus) 88 antiteror Polri soal jaringan Negara Islam Indonesia
(NII) di Sumatera Barat yang berniat menggulingkan pemerintah yang sah hanya
dengan bermodal golok dinilai sangat ganjil.
Menurut keterangan Densus 88 pada Senin, 18 April 2022,
jaringan NII yang ditemukan di Sumatera Barat tersebut berencana untuk
menggulingkan pemerintah sebelum pemilu 2024.
Tudingan ini menurut densus 88 dapat dibuktikan dengan adanya
barang bukti berupa dokumen yang berisi visi misi mirip dengan pemberontakan
NII era Kartosuwiryo dan juga sejumlah golok.
“Temuan alat bukti arahan persiapan tersebut singkron dengan
temuan barang bukti sebilah golok panjang milik salah satu tersangka,” ucap
Kombes Aswin Siregar, Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagpanops) Densus 88
seperti dikutip Hops.ID dari laman Pikiran Rakyat pada Selasa, 19 April 2022
Narasi Densus yang menjadikan golok sebagai alat bukti
tuduhan NII akan menggulingkan pemerintah justru mendapat berbagai komentar
dari publik. Mulai dari menjadi bahan lelucon hingga beberapa warganet juga
menyinggung soal KKB yang dinilai lebih canggih dan berbahaya.
“73 tahun yang silam, NII nya Kartosuwiryo aja dah pake
senjata api, masa NII jaman sekarang mau memberontak pakai golok doang,” tulis
pemilik akun twitter @BossTemlen.
Hal ini juga turut dikomentari sederat tokoh, misalnya
Muhammad Said Didu yang merupakan mantan Sekertaris Badan Usaha Milik Negara
(BUMN).
“Waduh, semua laki-laki bugis punya golok. Di rumah saya juga
banyak golok," tulis Said Didu melalui akun twitter pribadinya
@msaid_didu.
Menanggapi cuitan mantan sekertaris BUMN tersebut, warganet
menimpali dengan berbagai komentar.
Beberapa justru menjadikan hal ini sebagai lelucon, sebab
seperti sebagaimana fungsinya, golok
dinilai merupakan alat bekerja. Lalu muncul juga cuitan yang menyinggung jika
golok digunakan sebagai barang bukti untuk membenarkan tuduhan pemberontakan,
lalu bagaimana nasib para petani.
Warganet yang lain juga menyinggung soal KKB yang dinilai
lebih pantas disebut teroris dan dianggap lebih berbahaya dengan senjata yang
slebih canggih.
“Temuan barang bukti golok, dicap teroris dan akan
menggulingkan pemerintah? Densus sehat? Tuh KKB pake senpi bunuh TNI bagaimana?
Kenapa islam yang diobok-obok terus,” ucap pemilik akun twitter @cakar03
NII atau Negara Islam Indonsia menurut laman resmi Kemenag
Sulut sebenarnya bermula dengan nama Darul Islam yang merupakan gerakan politik
gagasan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo pada tahun 1949.
NII diketahui memang bertujuan mengganti dasar negara Indonesia
yang merupakan pancasila menjadi agama islam. Setelah tertangkapnya
Kartosoewirjo di tahun 1962, gerakan ini kemudian terpecah dan menyebar ke
seluruh Indonesia dan eksis secara diam-diam sebab dianggap ilegal oleh
pemerintah.***